Jumat 19 Oct 2018 00:30 WIB

Anak-Anak Terdampak Gempa Dapat Tabungan Rp 2,5 Miliar

Anak-anak korban gempa juga mendapat bantuan kursi roda dan alat bantu dengar

Anak-anak korban gempa beraktivitas di dalam tenda Sekolah Darurat di SDN 1 Guntur Macan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Rabu (5/9).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Anak-anak korban gempa beraktivitas di dalam tenda Sekolah Darurat di SDN 1 Guntur Macan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Rabu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Kementerian Sosial (Kemensos) bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (BNI) memberikan bantuan berupa tabungan dengan total senilai Rp 2,5 miliar kepada anak-anak terdampak gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB). Bantuan tabungan sahabat anak tersebut diserahkan dalam acara satu hari untuk anak one day for children di lapangan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Kamis (18/10).

Selain bantuan dalam bentuk tabungan, Kemensos juga menyerahkan bantuan kursi roda dan alat bantu dengar kepada anak-anak terdampak gempa penyandang disabilitas. Ada juga bantuan tiga unit sepeda serta temu penguatan anak dan keluarga.

Ketua Dharma Wanita Persatuan Kementerian Sosial (Kemensos), Loemongga Gumiwang Kartasasmita berharap kegiatan satu hari untuk anak yang dirangkaikan dengan pemberian bantuan tersebut bisa mengembalikan semangat anak-anak untuk bangkit pascabencana gempa bumi. "Saya bahagia sekali melihat anak-anak kembali bersemangat dan riang gembira. Semoga dengan acara ini bisa memberikan harapan dan menguatkan semangat untuk kembali bangkit," ujarnya yang juga isteri Menteri Sosial Agus Gumiwang.

Sementara itu, Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos, Edi Suharto menjelaskan satu hari untuk anak sebagai salah satu bentuk upaya dalam rangka memberikan penghibran terapi bermain kepada anak-anak. "Melalui kegiatan tersebut diharapkan anak-anak mampu bangkit kembali dari rasa takut dan kesedihan," katanya.

Kemensos, lanjut dia sudah melakukan upaya pemulihan psikososial anak-anak terdampak gempa bumi di NTB. Salah satunya dengan membentuk Sekretariat Bersama (Sekber) Perlindungan Anak. Sekber tersebut dibentuk bekerja sama dengan Dinas Sosial NTB, dan Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Paramitha Mataram.

Suharto menambahkan Sekber Perlindungan Anak mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan Pondok Anak Ceria (PAC) di 122 lokasi dengan sistem menetap dan berpindah (mobile). Layanan PAC tersebut dimaksudkan untuk memulihkan anak-anak dari trauma akibat gempa.

"Di PAC, Satuan Bhakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) dan tim relawan mengajak anak-anak bermain dan bergembira, agar secara bertahap menghilangkan trauma pascagempa," ucapnya.

Kegiatan pendampingan terhadap anak-anak terdampak gempa di NTB, juga dilakukan Kemensos, bersinergi bersama Dinas Sosial NTB, Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, dan lembaga-lembaga yang peduli dengan pendampingan anak-anak korban gempa di Pulau Lombok dan Sumbawa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement