Kamis 18 Oct 2018 18:18 WIB

ATM Beras di Kota Bandung Diperbanyak

Satu ATM beras bisa mengakomodasi 75 KK.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas mengambil beras dari mesin ATM beras di Komplek Masjid Salman, Jl Ganesha, Kota Bandung, Selasa (29/11).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Petugas mengambil beras dari mesin ATM beras di Komplek Masjid Salman, Jl Ganesha, Kota Bandung, Selasa (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah meluncurkan mesin ATM beras untuk disalurkan kepada warga kurang mampu melalui rumah ibadah. Setelah disebar sebanyak enam unit, Pemkot Bandung berencana memperbanyak mesin ATM beras untuk memenuhi kebutuhan.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan pada bulan November mendatang pihaknya akan menambah jumlah ATM beras di rumah ibadah. Rencananya ada enam unit tambahan ATM beras yang akan disalurkan.

"Bulan November kita akan gulirkan untuk masjidnya masih dikoordinasikan masih dalam proses dengan Kesra berarti tahun ini adanya 12 ATM," kata Elly di Taman Sejarah Balai Kota Bandung, Kamis (18/10).

Elly menuturkan satu ATM beras bisa mengakomodasi 75 kepala keluarga (KK) yang berhak mendapatkan bantuan. Setiap bulannya diberikan 10 kilogram beras medium selama satu tahun secara gratis.

Dengan adanya 12 ATM beras, ujarnya, maka ada 900 KK di kecamatan-kecamatan yang bisa mendapatkan bantuan beras melalui rumah ibadah. Jumlah ini bisa bertambah dengan adanya donatur yang bersedia menyisihkan hartanya untuk membantu warga kurang mampu lewat program ATM beras.

Menurutnya, ada satu masjid di Kecamaran Gedebage yang berhasil mendapatkan donatur yang akan menyumbang beras setiap bulannya. Donatur ini bahkan akan meberikan bantuan untuk 200 KK di Kecamatan Gedebage.

"Baru satu bulan berjalan ternyata ada satu masjid di kecamatan Gedebage sudah ada donatur yang memberikan bantuan beras untuk 200 KK warga kurang mampu dengan masing-masing KK 10 kilogram beras. Kalau diuangkan harga beras Rp 12 ribu perkilo berarti donatur tersebut mengeluarkan rezekinya kurang lebih Rp 24 juta untuk satu bulan. Berarti masjid tersebut sudah mengcover 275 KK," tuturnya.

Ia pun berharap rumah ibadah lainnya juga bisa mengajak para donatur untuk membantu memberikan bantuan. Sehingga program bantuan ini bisa terus berlanjut setelah satu tahun diakomodir Pemkot Bandung.

"Setelah satu tahun kita berhentikan bantuan karena diharapkan pengurus DKM masjid  berkreativitas. Mencari donatur untuk meyediakan beras," ujarnya.

Menurutnya berdasarkan data yang dimilikinya ada 63 ribu KK warga kurang mampu di Kota Bandung. Dari jumlah tersebut, 52 ribu KK sudah diakomodasi bantuan dati program Bantuan Pangan Non Tunai dari pemerintah pusat. Karenanya ada 11 ribu KK lagi yang menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement