Kamis 18 Oct 2018 11:13 WIB

Ace: Angkat Telunjuk Sri dan Luhut Persoalan Sepele

Pelaporan ini akan membuat angka satu dan angkat telunjuk menjadi sensitif.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ratna Puspita
Akhir Sesi Pertemuan Tahunan IMF - WBG. Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF - WBG 2018 Luhut Pandjaitan (tengah), Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde, Menkeu Sri Mulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo (dari kiri) berfoto usai  konferensi pers terakhir Pertemuan Tahunan IMF - WBG 2018 di Nusa Dua, Bali, Ahad (14/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Akhir Sesi Pertemuan Tahunan IMF - WBG. Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF - WBG 2018 Luhut Pandjaitan (tengah), Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde, Menkeu Sri Mulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo (dari kiri) berfoto usai konferensi pers terakhir Pertemuan Tahunan IMF - WBG 2018 di Nusa Dua, Bali, Ahad (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, menilai, angkat satu jari yang dilakukan oleh dua menteri Kabinet Kerja, Luhut Binsar Panjaitan dan Sri Mulyani, merupakan persoalan sepele. Ia pun menilai tidak seharusnya Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melaporkannya ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu)

Ace mengatakan apa yang dilakukan dua menteri tersebut bukan substansi kampanye. Ia meminta pihak BPN untuk bisa bersikap proporsional. “Kok apa-apa dilaporkan ya? Masak, gara-gara telunjuk yang sepele dilaporkan ke Bawaslu,” kata Ace saat dihubungi, Kamis (18/10).

Baca Juga

Ace mengatakan, pelaporan ini akan membuat angka satu dan juga angkat jari telunjuk menjadi persoalan sensitif. Bisa jadi, ke depan setiap orang yang mengacungkan jari telunjuk dianggap sebagai kampanye. 

Untuk itu, ia menilai ada baiknya persoalan kecil tak selalu dikaitkan dengan Pemilu. “Jangan-jangan ketika saya memimpin rapat di DPR lalu tidak sengaja mengangkat telunjuk saking semangatnya, dilaporkan juga ke Bawaslu,” ujar Ace menyindir.

Kendati demikian, Ace mempersilakan pihak BPN jika ingin membuat laporan ke Bawaslu. Masing-masing tim memiliki hak untuk membuat aduan kepada pengawas Pemilu. TKN, lanjut Ace, akan siap menghadapi berbagai gugatan yang dilayangkan oleh pihak oposisi.

Peristiwa angkat satu jari itu terjadi saat akhir acara penutupan Pertemuan Tahunan IMF-WB, Ahad (14/10) sore. Saat itu Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim, Direktur IMF Christine Lagarde, Luhut Binsar Panjaitan, Sri Mulyani, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berdiri berdampingan.

Jim Yong Kim dan Christine Lagarde kemudian berpose salam dua jari. Sementara, Luhut dan Sri Mulyani enggan mengikuti dan memilih untuk salam sepuluh jari. Sementara Perry Warjiyo hanya mengacungkan jempol.

Seketika, Luhut meminta Lagarde untuk mengubah pose menjadi salam satu jari, ia pun sontak mengikuti ajakan Luhut. Sedangkan, Jim Yong Kim tidak mengikutinya. Sri Mulyani lantas tertawa melihat Luhut dan Lagarde yang berpose salam satu jari.

Rencananya, hari ini, BPN Prabowo-Sandi akan melaporkan Luhut dan Sri ke Bawaslu. Berdasarkan jadwal yang diterima Republika.co.id, laporkan akan disampaikan ke Bawaslu siang ini pukul 13.00 wib.

Laporan terhadap Luhut dan Sri Mulyani karena dianggap menunjukkan sikap keberpihakan meski menyandang status sebagai pejabat negara. Pelaporan tersebut akan sampaikan oleh tim Advokat Nusantara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement