Rabu 17 Oct 2018 22:11 WIB

Merbabu Terbakar, Pemadaman dari Udara akan Dioptimalkan

Awan tebal dan kecepatan angin cenderung tinggi di atas kawasan hutan yang terbakar.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Andi Nur Aminah
Helikopter Water Bombing  MI 8 milik BNPB memadamkan titik api dari udara, di wilayah Dusun Ngaduman, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Rabu (17/10). Upaya pemadaman api yang membakar hutan kawasan lereng Merbabu mulai mendapatkan dukungan dari udara.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Helikopter Water Bombing  MI 8 milik BNPB memadamkan titik api dari udara, di wilayah Dusun Ngaduman, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Rabu (17/10). Upaya pemadaman api yang membakar hutan kawasan lereng Merbabu mulai mendapatkan dukungan dari udara.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Upaya pemadaman api dari udara terhadap hutan gunung Merbabu yang terbakar, di wilayah Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang masih berlanjut Kamis (18/10) besok. Rencananya, pemadaman dari udara dengan helikopter water bombing BNPB ini bakal dioptimalkan. Hal itu selama kondisi cuaca di lereng gunung Merbabu sangat memungkinkan bagi penerbangan.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto menyampaikan, belajar dari upaya pemadaman dari udara, pada Rabu (17/10) ini, helikopter water bombing baru bisa melaksanakan lima kali 'pengeboman.' Karena terkendala oleh awan tebal dan kecepatan angin yang cenderung tinggi di atas kawasan hutan yang terbakar. "Sehingga, kurang bersahabat bagi upaya pemadaman dari udara," katanya.

photo
Helikoper tipe MI 8 EY-225 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terbang dengan membawa wadah air usai melakukan pemadamam kebakaran di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGM), Thekelan, Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (17/10/2018).

Oleh karena itu, pemadaman dari udara untuk sementara harus dihentikan dan baru akan dilanjutkan kembali Kamis pagi (besok). Diharapkan kondisi cuaca di kawasan gunung Merbabu benar-benar bersahabat.

Heru juga menjelaskan, selama ini kondisi cuaca di kawasan gunung Merbabu memang cepat sekali berubah dan bahkan sulit diprediksi. Khususnya pada siang hari hingga menjelang senja.

Cuaca yang awalnya cukup cerah dengan visual gunung Merbabu yang bagus, dalam waktu yang tidak lama berubah menjadi berawan. "Seperti hari ini, awan tebal cukup mengganggu visibilitas pilot heli water bombing," tegasnya.

Tak hanya itu, masih jelas Heru, angin di atas titik api juga bertiup cukup kencang. Sehingga sangat tidak bersahabat bagi penerbangan. "Untuk itu, upaya pemadaman api dari udara akan dioptimalkan sebelum cuaca menghambat," tandasnya.

photo
FOTO ILUSTRASI: Api berkobar di lahan tanaman perdu lereng gunung Merbabu, saat terjadi kebakaran.

Seperti diberitakan sebelumnya, upaya pemadaman api di lereng gunung Merbabu hari ini sebenarnya telah mendapatkan dukungan helikopter water bombing dari BNPB. Helikopter MI 8 tipe EY-225 ini sudah lima kali melakukan pengeboman air ke sasaran titik api, yang masih berkobar di hutan yang terbakar di wilayah Dusun Macanan serta Dusun Ngaduman.

Pihak Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGM) mengklaim ratusan hektare hutan dan hamparan savana serta semak belukar yang ada di wilayah gunung Merbabu telah terdampak. "Kebakaran ini juga menghanguskan berbagai jenis vegetasi gunung, seperti akasia dekuren, kemlandingan gunung, kerinyu, tengsek selain rumput blabakan, yang banyak tumbuh di kawasan yang terbakar," kata Kepala BTNGM, Edi Sutiyarto.

Hingga hari keempat kebakaran atau Rabu (17/10) ini, sejumlah titik api masih terpantau di kawasan hutan gunung Merbabu, yang berada di atas Dusun Macanan dan Dusun Ngaduman. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement