Selasa 16 Oct 2018 16:55 WIB

Tiga Konsorsium Perusahaan Matangkan Kerja Sama Proyek BIUTR

BIUTR dipastikan akan mengurai kemacetan di Kota Bandung.

Penandatanganan nota kesepahaman Proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR)  oleh Direktur Utama PT Margautama Nusantara (MUN) Danni Hasan (kiri), Direktur Operasi I PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Agung Budi Waskito (tengah), dan Executive Director PT Summarecon Agung Tbk, Hindarko Hasan (kanan) di Nikko Hotel, Nusa Dua Bali, Sabtu, (13/10).
Foto: Istimewa
Penandatanganan nota kesepahaman Proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) oleh Direktur Utama PT Margautama Nusantara (MUN) Danni Hasan (kiri), Direktur Operasi I PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Agung Budi Waskito (tengah), dan Executive Director PT Summarecon Agung Tbk, Hindarko Hasan (kanan) di Nikko Hotel, Nusa Dua Bali, Sabtu, (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Margautama Nusantara (MUN), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR), belum lama ini. Kerja sama tiga perusahaan itu sebagai kontribusi perusahaan dalam pengembangan dan pembangunan infrastruktur daerah.

MoU BIUTR dilakukan oleh Direktur Utama PT MUN Danni Hasan, Direktur Operasi I PT Wijaya Karya Tbk Agung Budi Waskito, dan Executive Director PT Summarecon Agung Tbk Hindarko Hasan di Nikko Hotel, Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10).

Dalam siaran pers yang diterima Republika, proyek BIUTR memiliki panjang 25,35 Kilometer (Km), dengan nilai investasi sekitar Rp 10 triliun. Project ini akan menghubungkan wilayah Pasteur-Cileunyi (Tol Cisumdawu) dan Gedebage (Tol Purbaleunyi).

Pembangunan rute Pasteur-Cileunyi akan melewati  Gasibu, Pahlawan, Cicaheum, Ujungberung, dan Cibiru. Pembangunan di ruas Ujungberung juga akan dilanjutkan menuju Gedebage hingga terhubung. Jalan Tol Dalam Kota Bandung (BIUTR) rencananya dibuat melayang (elevated road) di atas ruas jalan yang ada saat ini.

Dengan demikian, kapasitasnya menjadi dua kali lipat lebih banyak. Saat beroperasi nanti, BIUTR diyakini akan memecah konsentrasi kendaraan pada ruas jalan yang ada di Kota Bandung. Direktur Utama PT MUN Danni Hasan mengungkapkan, sejak perusahaan didirikan 11 tahun lalu, pihaknya telah dipercaya untuk terlibat dalam pengembangan jalan tol di Indonesia.

Untuk proyek BIUTR, pihaknya membentuk konsorsium bersama WIKA dan Summarecon untuk menciptakan konektivitas, khususnya dalam mengurai kemacetan di Kota Bandung. Sebelumnya, papar dia, MUN fokus pada pengembangan wilayah Indonesia Timur di Kota Makasar dan Tangerang.

Kini, imbuh Danni, perusahaannya memperluas area bisnisnya ke wilayah Jawa Barat dengan menginisiasi Proyek BIUTR. Langkah ini juga, kata dia, sekaligus menjadi bentuk kontribusi perusahaan yang terus fokus dalam menciptakan konektivitas dalam mengembangkan infrastruktur daerah.

Direktur Operasi Wika Agung Budi Waskito menyatakan, pembangunan BIUTR merupakan langkah strategis perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya melalui investasi di jalan tol. Kata dia, Wika merupakan pelaku utama pembangunan infrastruktur Indonesia, yang telah berpengalaman.

Oleh karena itu, pihaknya yakin akan memperkuat pada konsorsium BIUTR. ‘’Wika memiliki portofolio investasi di jalan tol yang telah beroperasi, di antaranya Jalan Tol Soroja, Jalan Tol Surabaya – Mojokerto,’’ ungkapnya.

Executive Director PT Summarecon Agung Tbk Hindarko Hasan menambahkan, sebagai perusahaan properti terkemuka di Indonesia, lebih dari 40 tahun ini Summarecon menjalankan bisnis jalan tol, dengan ikut serta secara minoritas dalam kerja sama dengan PT Wijaya Karya (persero) Tbk dan PT Margautama Nusantara.

‘’Summarecon bekerjasama membangun Tol BIUTR dengan dasar tol di dalam Kota Bandung,’’ ujar Hindarko. Melalui proyek konsorsium ini, papar dia, terdapat sinergi dengan salah satu pengembangan township PT Summarecon Agung Tbk, dalam hal ini adalah Summarecon Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement