Selasa 16 Oct 2018 12:02 WIB

Khashoggi dan Ketertarikannya dengan Ikhwanul Muslimin

Khashoggi dan Usamah bin Ladin disebut ikut bergabung dengan Ikhwanul Muslimin.

Jamal Khashoggi
Foto:
Jamal Khashoggi

Konfrontasi antara Khashoggi dan Bin Ladin terjadi pada 1995 ketika wawancara di Sudan. Saat itu, Bin Ladin menyebut, aksi terorisnya akan membuat AS keluar dari Semenanjung Arab. Namun, Khashoggi justru meminta Bin Ladin agar tak membawa kekerasan ke dalam Arab Saudi. Bin Ladin menolak wawancara itu untuk bisa dipublikasikan. 

Pada 1990-an, Khashoggi juga menyimpulkan bahwa perang sipil di Afghanistan adalah sebuah bencana. Barnett Rubin, dari  New York University’s Center on International Cooperation yang juga salah satu pengamat senior Afghanistan, mengingat pertemuannya dengan Khashoggi di New York.

Saat itu, situasi bersalju, dan Rubin mengenakan topi seperti yang dipakain oleh para mujahidin Afghanistan. "Kami tak pakai topi itu," Khashoggi mengingatkan. "Kami menyebut topi itu yang menghancurkan Aghanistan."

Perubahan cara pandang Khashoggi menunjukkan bagaimana pergaulannya yang semakin luas. Pria yang dibesarkan di Madinah itu kini banyak mendorong gerakan demokrasi dan kebebasan pers di Arab. Atas dasar itu, ia kerap mendapatan tekanan dari pemerintahan Arab Saudi. Khashoggi pun memilih hengkang ke AS pada 2017.  

Pada tahun yang sama, tepatnya 11 September 2017, dalam sebuah wawancara dengan media Islam, Khashoggi membantah jika ia adalah anggota dari Ikhwanul Muslim.

Meski begitu, ia memuji karakter pemikiran Ikhwanul Muslimin yang luhur. Khashoggi mengatakan, tuduhan bahwa ia adalah Ikhwanul Muslimin selalu ditujukan kepada orang yang mendukung perubahan dan reformasi atau Arab Spring.

"Siapa pun yang percaya akan perubahan, reformasi, atau Arab Spring dan kebebasan dan mereka yang bangga akan agama serta negara mereka selalu dicap sebagai anggota Ikhwanul Mulsimin," ujar Khashoggi menegaskan.

Terlepas dari benar atau tidak Khashoggi sebagai anggota Ikhwan, tetapi ia dan kelompok yang didirkan Ikhwanul Muslimin memiliki tujuan sama dalam menentang autokrasi di jazirah Arab. 

       

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement