Selasa 16 Oct 2018 12:02 WIB

Khashoggi dan Ketertarikannya dengan Ikhwanul Muslimin

Khashoggi dan Usamah bin Ladin disebut ikut bergabung dengan Ikhwanul Muslimin.

Jamal Khashoggi
Foto: EPA-EFE/Ali Haider
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Nasib jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, belum diketahui. Dugaan Khashoggi dibunuh semakin menguat setelah dua pekan menghilang. Media AS dan Turki meyakini, Khashoggi dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul saat hendak mengurus dokumen pernikahan.

Jika benar, lantas apa yang melatarbelakangi pembunuhan tersebut? 

Khashoggi dikenal cukup kritis terhadap pemerintahan Saudi. Ia mengkritik perang Yaman dan kehadiran Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman.

Namun, di luar itu, Khashoggi, disebut memiliki hubungan dengan kelompok Ikhwanul Muslimin. Kelompok itu telah dilarang di Saudi dan dimasukkan ke dalam jaringan teroris.

Kolumnis Washington Post David Iganatius menyebut, ketertarikan intelektual Khashoggi terhadap gerakan Ikhwanul Muslimin dibentuk pada awal-awal usia 20 tahun. Saat itu, pada era 1970, ia yang sedang belajar di AS tertarik dan masuk ke dalam gerakan tersebut.

Ikhwanul Muslimin merupakan gerakan bawah tanah disebut memiliki tujuan untuk memurnikan Arab dari korupsi dan autokrasi. Periode perjalanan Khashoggi ini ditulis oleh Lawrence Wright, jurnalis dari New Yorker, yang menemuinya di Saudi lebih dari 15 tahun lalu. Buku itu berjudul, The Looming Tower.

Baca juga, Pangeran MBS Perintahkan Operasi Penangkapan Khashoggi?

Wright mengutip pernyataan Khashoggi tentang ketertarikannya dengan Ikhwanul Muslimin. "Kami beharap bisa mendirikan sebuah negara Islam di manapun. Kami yakin jika satu negara (Islam) terbentuk, akan membuat efek domino yang bisa membalikkan sejarah umat manusia," tutur Khashoggi.

photo
Khashoggi

Teman dekat Khashoggi, Usamah bin Ladin, juga bergabung dengan gerakan Ikhwanul Muslimin pada akhir 1970-an. Keduanya membagikan semangat perang mujahidin di Afghanistan. Pertama, terhadap perlawanan Uni Soviet dan kemudian merebut kekuasaan di Kabul.

Keterlibatan Khashoggi di Afghanistan adalah sebagai jurnalis. Namun, ia terlihat cukup simpatik terhadap gerakan perlawanan.

Namun, pada pertengahan 1990-an, teman Khashoggi mengatakan, ia (Khashoggi), mulai khawatir dengan gerakan ekstremisme Usamah bin Ladin dan para militan lainnya.

Khashoggi mulai bersikap dan berpikir lebih dewasa bahwa demokrasi dan kebebasan adalah harapan terhadap dunia Arab untuk memberantas korupsi serta pemerintahan buruk yang ia benci.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement