REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Upaya pembasahan lahan area kebakaran hutan dari udara (water bombing) di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dinyatakan selesai, Senin (15/10) pukul 16.00 WIB. Penanggulangan kebakaran hutan yang berlangsung selama dua pekan terakhir pun dinyatakan berakhir seiring kepulan asap yang sudah tidak lagi terlihat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, menjelaskan, water bombing dengan Helikopter Mi-8 milik Badan Nadional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (15/10) dilakukan di area Blok Panyusupan Batu Arca, Sigedong dan Cicangkrung. Hal itu dilakukan pada pagi dan siang hari.
‘’Pembasahan area kebakaran sampai hari Senin (15/10) pukul 16.00 WIB sebanyak 69 kali, atau sebanyak 276 ribu liter, ‘’ kata Agus, Selasa (16/10).
Agus menyebutkan, selama dua pekan, lahan hutan di TNGC yang terbakar diperkirakan sekitar 1.310 hektare. Sedangkan kawasan KRK yang terbakar, diperkirakan seluas 19 hektare. Mengenai penyebab kebakaran, hingga kini masih dilakukan penyelidikan.
Agus mengungkapkan, pada pukul 18.00 WIB, upaya penanggulangan kebakaran hutan di kawasan TNGC yang telah berlangsung selama 15 hari dinyatakan selesai dan posko pun dibubarkan. Selanjutnya, upaya penyisiran dan pemantauan area kebakaran menjadi tanggung jawab dan kewajiban BTNGC.
Api pertama kali berkobar di hutan TNGC pada Ahad (30/9) pukul 12.00 WIB dan diduga berasal dari Blok Erpah Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan. Api kemudian menyebar ke atas ke Gunung Dulang dan Blok Cileutik Desa Pasawahan. Pada Kamis (4/10), api semakin meluas hingga merembet ke wilayah Kebun Raya Kuningan KRK.
Upaya pemadaman terus dilakukan oleh tim gabungan dari darat secara manual. Untuk mencegah munculnya api baru di lahan yang sudah berhasil dipadamkan oleh tim darat, dilakukan pembasahan dari udara dengan helikopter Mi-8.