Senin 15 Oct 2018 21:44 WIB

Warga Palu Mulai Kunjungi Lokasi Terdampak Bencana

Tidak ada lagi proses evakuasi di Balaroa, Petobo, dan Jembatan Ponulele.

Rahmat (27) dan adiknya tengah mencari besi bekas di area yang terdampak likuefaksi Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (15/10).
Foto: Republika/Ronggo Astungkoro
Rahmat (27) dan adiknya tengah mencari besi bekas di area yang terdampak likuefaksi Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan wartawan Republika, Ronggo Astungkoro dari Palu.

Warga Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), dan sekitarnya yang terdampak gempa bumi dan tsunami sudah ada yang mulai beraktivitas. Salah satu aktivitas yang mereka lakukan adalah mengunjungi tempat-tempat terdampak bencana alam, seperti di Perumnas Balaroa, Petobo, dan Jembatan Ponulele.

Berdasarkan pantauan Republika di ketiga lokasi tersebut, sudah tidak ada lagi proses evakuasi yang dilakukan. Di tempat-tempat tersebut kini justru didatangi oleh warga sekitar untuk melihat seperti apa dampak gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada Jumat (28/10) lalu. Tak sedikit yang mengambil gambar menggunakan ponsel pintar di lokasi-lokasi itu.

"Ingin melihat keadaan terakhir bagaimana kondisi Palu. Sekadar jalan-jalan saja, penasaran ingin menyaksikan langsung," ujar Trisno (32), warga Mamboro, Palu Utara, Palu, Sulteng, di Jembatan Ponulele, Senin (15/10).

Saat terjadi gempa bumi dan tsunami, Trisno sedang berada di Makassar. Ia mengaku sudah mulai tidak merasa trauma. Karena itu ia berkeliling untuk melihat lokasi-lokasi yang terdampak bencana. Di Jembatan Ponulele yang putus akibat gempa bumi dan tsunami itu, Trisno ditemani Iman Said (30), warga Kola-Kola, Banawa Tengah, Donggala, Sulteng.

"Lihat-lihat saja. Soalnya kemarin jalan kan lagi putus dari Donggala. Makanya belum sempat ke mana-mana. Cuma kemarin ada ke Balaroa rumahnya habis," terang Iman.

Di Balaroa, selain ada warga yang penasaran dengan dampak yang disebabkan oleh likuefaksi, juga terdapat beberapa warga yang mengambil besi bekas. Iman pun mengaku melihat warga yang tengah mengambil besi-besi bekas tersebut.

"Di Balaroa itu tidak bisa ngapa-ngapain kita di sana cuma ngelihat saja. Orang ambil besi saja setengah mati. Di sana jadi bukit-bukit, apalagi ada air yang tergenang di sana," jelas dia.

Berbeda dengan Iman yang telah melihat kondisi Perumnas Balaroa, Muhammad Rizki (21) baru sempat melihat Jembatan Ponulele. Rizki mengaku belum sempat melihat ke lokasi lain karena sibuk menjadi relawan di pengungsian yang ada di Universitas Tadulako (Untad).

"Iyek lihat kondisi sekitar sini karena kemarin cuma evakuasi di sekitar sana (Untad). Jadi baru lihat ke sini. Insyaallah besok ke Balaroa dan Petobo," kata Rizki yang datang bersama teman sebayanya ke Jembatan Ponulele.

Rizki mengaku rumahnya di Taweli, Palu, Sulteng, terdampak gempa bumi. Sebagian rumahnya rubuh terguncang oleh gempa bumi. Kini, ia tinggal di pengungsian yang ada di Untad, sekaligus menjadi relawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement