Senin 15 Oct 2018 20:59 WIB

Saluran PAM Pasigala Hancur 90 Persen

Kondisi pipa terputus-putus sehingga tidak bisa lagi difungsikan sama sekali.

 Area yang terdampak likuefaksi do Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah (ilustrasi)
Foto: Republika/Ronggo Astungkoro
Area yang terdampak likuefaksi do Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sambungan Penyediaan Air Minum Palu, Sigi dan Donggala (SPAM Pasigala) hancur akibat gempa yang melanda wilayah itu 28 September 2018. "Kondisi SPAM Pasigala itu hancur 90 persen khususnya di bagian air baku atau di jaringan transmisinya," kata Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Tengah Saliman Simanjuntak di Palu, Senin (15/10) sore.

Dia mengatakan dinas yang dipimpinnya telah melakukan pendataan atas sejumlah infrastruktur, seperti di daerah irigasi dan sumber ketersediaan air bersih. Menurut Saliman dari hasil pendataan, SPAM Pasigala pascagempa tidak bisa diharapkan menyuplai air ke tiga daerah tersebut.

Padahal sebelumnya proyek tahun jamak yang telah menelan anggaran ratusan miliar ini dalam sebulan terakhir sebelum gempa sudah menyuplai air 100 liter per detik dari target 300 liter per detik. Air tersebut didistribusi melalui jaringan PDAM Donggala di Kota Palu.

Menurut Saliman, SPAM yang direncanakan menyuplai air ke Palu, Sigi dan Donggala sebanyak 300 liter per detik itu tidak bisa lagi mengharapkan sumber air dari Sungai Saluki. Sumber air tersebut kini mengalami kerusakan paling parah. "Instalasi pengelolaan air itu mengalami kerusakan paling parah dari Saluki sampai Oloboju," katanya.

Dia mengatakan kondisi pipa terputus-putus sehingga tidak bisa lagi difungsikan sama sekali. Saliman mengatakan saat ini suplai air dari SPAM Pasigala sama sekali terhenti dan butuh waktu lama untuk membangun kembali infrastruktur tersebut. Menurut Saliman, solusi yang dapat dilakukan adalah mengambil sumber air dari Oloboju, Kabupaten Sigi dan sumber-sumber air terdekat lainnya. "Dan ini dikerjakan pemerintah pusat dan provinsi," katanya. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement