REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai negara kepulauan, potensi perairan Indonesia begitu tinggi. Salah satu potensi tersebut sumer daya ikan yang melimpah.
Namun, data dari Dalberg tahun 2017, setiap tahunnya, tingkat kerugian pasca-panen ikan segar yang diderita Indonesia bisa mencapai 25 persen. Hilangnya makanan ini berarti membuat masyarakat Indonesia kehilangan sumber nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.
Jika kehilangan makanan ini diubah menjadi nutrisi yang hilang, setiap tahunnya masyarakat Indonesia kehilangan hingga 16.500-27.500 metrik ton protein ikan. Hal ini menjadi perhatian utama I-PLAN (Indonesia-Postharvest Loss Alliance for Nutrition), besutan organisasi non-profit GAIN (Global Alliance for Improved Nutrition).
Ravi Menon, Country Manager GAIN untuk Indonesia, kerugian pasca-panen ikan segar ini disebabkan oleh banyak faktor. Sebagian besar makanan bergizi tersebut terbuang karena rendahnya penerapan pasca panen yang baik.
"Saat ini, teknologi yang tepat untuk menyimpan, memasarkan, dan mendistribusikan ikan masih dirasa kurang di Indonesia. Akibatnya, kualitas ikan untuk konsumsi masyarakat lokal pun terbilang masih sangat rendah,” jelasnya dalam siaran persnya.
Padahal, menurut Ravi, ikan adalah bagian penting dari sumber makanan pokok, tidak hanya untuk protein hewani, tetapi juga sebagai sumber mikronutrien, mineral dan asam lemak esensial. “100g ikan Tongkol, misalnya, mengandung 56% asupan protein yang direkomendasikan untuk orang dewasa, dan 100% untuk anak usia 4-9 tahun,” ungkap Ravi.
Guna mengatasi permasalahan pasca-panen pasokan ikan segar di Indonesia tersebut, program I-PLAN yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan dengan dukungan penuh Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, mengadakan program kompetisi tingkat nasional bertajuk “Innovation Challenge”. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Innovation Factory dan NTUitive.
Kompetisi “Innovation Challenge” ini diusung untuk mencari 10 finalis yang memiliki ide teknologi atau inovasi baru yang dapat diadopsi oleh pelaku rantai pasokan ikan segar lokal, untuk mengurangi Post-Harvest Loss (PHL) atau kerugian pasca-pangan, yang umumnya menimpa beberapa titik kritis seperti tempat pendaratan ikan, transportasi dan distribusi, pengecer di pasar dan penjual pinggir jalan, sistem penyimpanan kecil, dan bahan alternatif pengganti es.
“Kami mencari solusi dan inovasi yang dapat mencakup titik kritis lokasi pendaratan ikan hingga sampai ke tangan konsumen, kata dia.
Solusi ini, kata dia, untuk memastikan bahwa ikan segar yang dijual berkualitas baik, aman, dan bergizi untuk konsumsi lokal. Tidak hanya untuk daerah perkotaan, tetapi juga untuk masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan atau terpencil, terutama di daerah pegunungan atau perbukitan.
"Di daerah-daerah yang sulit dijangkau tersebut, biasanya ikan segar laut sangat jarang tersedia, atau dijual dengan harga yang relatif tinggi,” tambah Ravi.
Tinnike Lie, Regional Community Development untuk Innovation Factory, membuka kesempatan seluas-luasnya untuk masyarakat yang ingin mengikuti “Innovation Challenge”.
“Kami menyasar pihak-pihak yang memangku kepentingan cold chain, mulai dari industri, pemasok, asosiasi, hingga distributor atau sektor swasta yang ingin berkontribusi dalam menanggulangi masalah kerugian pangan yang signifikan ini. Kompetisi ini juga terbuka untuk mahasiswa, UMKM, researchers, dan siapa saja yang memiliki ide untuk mengurangi permasalahan pasca-panen ikan segar untuk pasar domestik.,” katanya,
Pendaftaran kompetisi akan resmi dibuka pada tanggal 11 Oktober 2018, dengan batas pengajuan aplikasi terakhir pada tanggal 16 November 2018. Disediakan hadiah total sebesar 350 juta rupiah untuk 5 hingga 10 pemenang. Para pemenang juga berkesempatan untuk mendapatkan grant dengan nilai total 1 miliar rupiah, untuk melakukan uji-coba prototype di Surabaya dan Probolinggo.
Selanjutnya, kompetisi ini juga akan mengikutsertakan peserta terpilih ke dalam program Lean Launchpad Programme, sebuah program 8 minggu yang berfokus pada uji coba pasar dan komersialisasi. Acara ini merupakan dukungan bagi pemenang untuk dapat mengimplementasikan ide dan produk mereka langsung ke masyarakat.
Calon peserta dapat langsung mendaftarkan ide mereka ke http://iplanchallenge.com/ dengan menyertakan profile perusahaan atau rencana bisnis (business plan)