REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Korban gempa sekaligus tsunami di Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, belum beraktivitas karena trauma berat. "Warga di sini masih trauma berat. Belum ada aktivitas seperti biasa sebelum gempa dan tsunami," kata korban gempa dan tsunami Desa Lero, Kecamatan Sindue, Mohammad Hamdin, Senin (15/10).
Sampai saat ini, warga belum berani kembali ke lokasi permukiman untuk melihat kondisi rumah mereka yang diterjang tsunami. Sekitar 1.200 jiwa atau lebih dari 300 kepala keluarga (KK) dari berbagai desa di Kecamatan Sindue mengungsi di lapangan Sanggola Dusun 01 Pompaya Desa Lero, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala.
Ribuan KK pascagempa dan tsunami tidak memiliki tempat tinggal. Saat gempa dan tsunami menerjang Kecamatan Sindue, seluruh rumah warga yang terletak di pesisir pantai disapu bersih gelobang pasang tersebut.
"Ribuan KK tidak memiliki tempat tinggal. Mereka hanya berharap bantuan dari pemerintah," ujar Hamdin.
Sampai saat ini warga Kecamatan Sindue masih bertahan di tenda-tenda lokasi pengungsian. Belum ada yang beraktivitas menggarap lahan pertanian atau buruh bangunan serta nelayan.
"Semua masih trauma. Warga saat ini hanya berpikir bagaimana bisa memiliki tempat tinggal sementara," katanya.
Dia mengakui, informasi mengenai relokasi atau pembangunan barak untuk pengungsian terpadu juga belum dilakukan oleh pemerintah. "Jangankan relokasi. Kabar mengenai pembangunan lokasi pengungsian terpadu saja belum ada tanda-tanda," ujar Hamdin.