Ahad 14 Oct 2018 19:59 WIB

Didatangi Kiai Ma'ruf, Cak Nun: Saya Penonton Saja

Kiai Ma'ruf meminta masukkan dan saran Cak Nun di Rumah Maiyah

Rep: Muhyiddin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin bersilaturahmi  ke Rumah Maiyah, di Kadipiro, Yogyakarta, Ahad sore (14/10). Pada  kesempatan ini Maruf bertemu Budayawan Emha Ainun Nadjib dan sejumlah  anak muda yang selama ini beraktivitas bersamanya, termasuk putra Cak  Nun.
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin bersilaturahmi ke Rumah Maiyah, di Kadipiro, Yogyakarta, Ahad sore (14/10). Pada kesempatan ini Maruf bertemu Budayawan Emha Ainun Nadjib dan sejumlah anak muda yang selama ini beraktivitas bersamanya, termasuk putra Cak Nun.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Calon Wakil Presiden nomor urut 01,  KH Mar'uf Amin bersilaturahmi ke Rumah Maiyah di Kadipiro, Yogyakarta, Ahad (14/10). Kiai Ma'ruf berdiskusi dengan budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) serta anak muda yang biasa aktif di rumah itu, termasuk putra Cak Nun, Sabrang Mowo Damar Panuluh alias Noe Letto.

Cak Nun bersyukur karena seorang kiai senior seperti Kiai Ma'ruf bersedia datang untuk bersilaturahmi kepada dirinya. Walaupun, menurut Cak Nun, dirinya sebenarnya  bukan pada levelnya untuk didatangi Kiai Ma'ruf. 

Dalam pertemuan itu, Cak Nun pun menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki peran apa-apa dalam politik. Dia hanya memilih untuk menjadi penonton saja. "Wasit ya bukan, hakim garis ya tidak. Ofisial juga tidak. Penonton saja," ujar Cak Nun dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (14/10).

Di tempat yang sama, Kiai Ma'ruf juga bersyukur bisa diterima dengan baik oleh Cak Nun. Secara terbuka, Kiai Ma'ruf juga meminta masukan dan saran kepada Cak Nun dan kawan-kawannya di Rumah Maiyah.

"Hari ini saya sangat bersyukur bisa diterima oleh Emha Ainun Nadjib, budayawan dan tokoh kita yang terkenal, menerima silaturahmi saya," ucap Kiai Ma'ruf. 

Dalam kesempatan itu, Kiai Ma'ruf juga bercerita tentang pentingnya menjaga dan mengawal kerukunan dan kemajemukan bangsa, baik dari sisi agama maupun etnis. Menurut Kiai Ma'ruf, jika kerukunan dan kemajemukan bangsa tidak dikawal, maka berpotensi menimbulkan konflik yang besar. 

"Saya mau bersama Pak Jokowi mengawal negeri supaya tak ada lagi konflik ideologi ke depan. Semua saling menghargai, saling pengertian, tak ada salah pengertian," kata Kiai Ma'ruf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement