Ahad 14 Oct 2018 14:25 WIB

Pengamat: Politisi Harus Punya Etika Kampanye

Politisi harus tahu, penggunaan kampus sebagai arena kampanye itu ada aturannya.

Pengamat politik UGM Arie Sudjito
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pengamat politik UGM Arie Sudjito

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - Sosiolog dan dosen Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Sujito mengatakan politisi harus memiliki etika di musim kampanye politik seperti saat ini.

"Harusnya para politisi itu tahu diri bahwa penggunaan kampus sebagai arena kampanye itu ada aturannya. Jadi jangan seenaknya politisi manggung dengan memanfaatkan akses," kata Arie, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Ahad (14/10)

Hal ini diungkapkannya menanggapi pernyataan Sudirman Said di media terkait penyelenggara seminar di Fakultas Peternakan UGM terancam drop out (DO) dan ada tekanan dari intelijen.

"Kasus di Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada yang baru saja terjadi ini, ibarat mengadu mahasiswa dengan pengurus kampus. Kasihan mahasiswa dan pengurus kampus UGM terjadi konflik, akibat kepentingan politisi. Kita tahu, Sudirman Said dan Ferry Mursyidan Baldan adalah calon anggota legislatif dan juga tim sukses salah satu capres," katanya lagi.

Arie mengatakan pula, jika seminar ini dilanjutkan bisa saja forum yang akan digelar mahasiswa itu bisa berubah menjadi forum politisi.

"Wajar saja kalau para insan akademik dan pengurus kampus bereaksi keras menolak dengan sejumlah argumen. Mana mungkin forum itu disebut ilmiah, sedangkan beberapa pembicara adalah calon anggota legislatif dan tim sukses salah satu calon presiden yang sedang dalam momentum kampanye," katanya pula.

Arie berpendapat bahwa situasi seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi, jika para politisi menjaga etika politik dalam berinteraksi dengan kampus.

"Kampus bukan antipolitik, namun etika politik harus dijaga agar penghormatan pada institusi kampus selalu dipertahankan, agar kampus juga makin hormat terhadap politisi," kata dia.

Belajar dari kasus ini, Arie berpendapat bahwa mahasiswa dan pengurus kampus perlu saling menjaga komunikasi agar tidak mudah masuk pusaran permainan elit politik yang sekarang sedang bergerilya kampanye ke kampus-kampus.

"Saya percaya BEM dan pengurus kampus mampu menjaga etika akademis dan bisa membentengi diri dari politisasi, permainan kekuasan politik yang datang dari luar," kata Arie Sujito pula.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement