REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Polda Sumatera Utara (Sumut) menyatakan, bencana alam banjir bandang yang terjadi di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal, Sumut, mengakibatkan 11 orang meninggal dunia. Selain itu, banjir juga mengakibatkan 17 luka-luka, dan satu orang warga hilang.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan korban yang meninggal itu merupakan anak-anak. Mereka, antara lain Aisyah (12 tahun), Sohifah (12), Rian Syahputra (10), Ahidan (10), Isnan (10), Tiara (10), Dahleni (10), Masitoh (9), Alfisyhari (9), Habsoh (9) dan Isroil (9).
Menurut dia, 17 korban yang mengalami luka-luka juga merupakan anak-anak. Mereka luka karena runtuhnya Gedung SD Negeri 235.
Ia menyebutkan korban luka, yakni Tasya Amaelia (12), Abel (12), Lusiana (22), Sobbiah (12), Sulton (11), Jibril Saukani (11), Solehuddin (11), Ahaddin (11), Raihansyah (11), dan Risdah (11). Kemudian, Jufriadi (10), Mujiburrohman (10), Annasofa (10), Khoirunissa (10), Putri (9), Nabila (9), dan Adawiyah (9).
"Korban yang belum ditemukan atas nama Mutiah (12) dan masih terus dilakukan pencarian," ujar Tatan di Medan, Sabtu (13/10).
Ia mengatakan, peristiwa banjir di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) terjadi pada Jumat (12/10). Akibat banjir bandang tersebut, sembilan unit rumah warga mengalami kerusakan yang cukup berat, 12 unit rumah penduduk mengalami rusak total dan hanyut.
"Selain itu, tiga fasilitas umum berupa Poliklinik Desa, Gedung SD Negeri 235 mengalami rusak berat, dan gedung PKK rusak total, serta hanyut terbawa banjir," kata Tatan.
Dia menjelaskan, seluruh korban jiwa meninggal dunia, telah dimakamkan di Desa Muara Saladi. "Hingga saat ini, polisi beserta unsur terkait dan dibantu oleh masyarakat sedang melakukan pencarian korban yang belum ditemukan, serta evakuasi bangunan yang mengalami kerusakan," kata Tatan.