Sabtu 13 Oct 2018 18:00 WIB

Baznas: Pengungsi Sulteng Alami Diare Hingga ISPA

Para pasien akan terus diberikan pendampingan hingga benar-benar pulih.

Rep: Novita Intan/ Red: Andi Nur Aminah
Warga terdampak gempa dan tsunami Palu-Donggala memasak di kawasan pengungsian hunian sementara yang dibangun warga di Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (13/10).
Foto: Antara/Sahrul Manda Tikupadang
Warga terdampak gempa dan tsunami Palu-Donggala memasak di kawasan pengungsian hunian sementara yang dibangun warga di Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Para pengungsi di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah mulai mengalami berbagai penyakit. Seperti gangguan pernafasan (ISPA), gangguan pencernaan dan diare. Agar keluhan ini tak meluas, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meningkatkan layanan kesehatan berupa pemeriksaan dan pengobatan.

Layanan kesehatan dilakukan oleh Tim Baznas Emergency Center di sejumlah titik pengungsian di daerah Palu, Sigi, dan Donggala pasca-gempa dan tsunami. "Layanan kesehatan Baznas yang tersebar di Sigi, Palu, dan Donggala melayani beragam keluhan yang didera pengungsi. Mulai dari dermatitis, trauma luka, gastritis, diare, hingga ISPA, ada juga pasien kecelakaan sepeda motor," kata Koordinator Lapangan Layanan Kesehatan Baznas, dr Iqbal dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Sabtu (13/10

Ia menambahkan, para pasien akan terus diberikan pendampingan hingga benar-benar pulih. Sementara itu, pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, dirujuk ke rumah sakit yang terdekat dengan pengungsian. Seperti RS Bhayangkara, RS SIS Aljufri, dan RS Anutapura.

Sejak 30 September hingga 11 Oktober 2018 kemarin, tim layanan kesehatan Baznas telah menangani 1.169 jiwa. Iqbal mengatakan, dari sekian banyak pengungsi yang ada, di antaranya adalah ibu menyusui.

Untuk itu, Baznas dalam waktu dekat juga akan mendirikan ruangan khusus ibu menyusui di setiap pos pelayanan Baznas. "Banyak bayi dan balita yang masih dalam umur yang membutuhkan ASI dari ibunya, kita mensosialisasikan meski dalam keadaan di pengungsian, bahwa memberikan ASI itu penting bagi anak-anaknya," katanya.

Baznas menyiapkan ruangan khusus bagi ibu menyusui, agar bisa lebih merasa nyaman dan terkontrol. "Tim Baznas terus memberikan sosialisasi dan mengingatkan kepada ibu-ibu yang ada di pengungsian," kata dr Iqbal.

Baznas Emergency Center ini tidak hanya memiliki tim kesehatan yang melayani pasien, tapi juga ikut mendistribusikan logistik ke setiap lokasi pengungsian. Tim psikososial juga diturunkan yang bertugas untuk mendampingi anak-anak pengungsi melakukan trauma healing. Tim layanan kesehatan Baznas terus melayani para korban, dan mendistribusikan logistik juga obat-obatan di lokasi terdampak bencana meski status tanggap darurat diperpanjang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement