Jumat 12 Oct 2018 17:38 WIB

100 Unit Huntara Dibangun untuk Korban Likuefaksi di Petobo

Pembangunan huntara dilakukan oleh relawan asal Provinsi Jawa Tengah.

Sejumlah mobil tampak bergeletakan di wilayah Petobo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis (11/10).
Foto: Darmawan / Republika
Sejumlah mobil tampak bergeletakan di wilayah Petobo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sebanyak 100 unit hunian sementara (huntara) mulai dibangun untuk korban gempa dan likuefaksi di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Pembangunan dilakukan oleh relawan asal Provinsi Jawa Tengah.

"Pembangunan huntara ini merupakan tahap awal dan diprioritaskan untuk keluarga yang sakit dan memiliki balita, ibu hamil, lansia dan janda," kata Budi Laksono, koordinator tim pembangunan hunian huntara saat ditemui di lokasi pengungsian, Jumat (12/10).

Bangunan berukuran 4x5 meter itu berada di lokasi kelurahan Petobo bagian timur yang tidak terkena dampak likuefaksi dan rencananya bisa dimanfaatkan sampai satu hingga dua tahun ke depan sambil menunggu bantuan hunian permanen dari pemerintah. Dia menjelaskan, huntara itu akan dibangun semipermanen berbahan baja ringan dan dikerjakan 29 relawan asal Jawa Tengah.

Pembangunan huntara,  katanya,  bukan hanya terpusat di Petobo. Melainkan, ke depan juga dibangun di wilayah terdampak lainnya seperti Kelurahan Balaroa, Kota Palu, Jono Oge, Kabupaten Sigi dan Donggala.

"Di pusat pemerintahan Kelurahan Petobo untuk sementara,  kami juga membangun kantor lurah sementara, " ungkap Budi Jamban, begitu julukan dokter yang juga pekerja sosial ini.

Budi mengatakan, pihaknya hanya sebatas menyediakan fasilitas. Sementara, penentuan warga yang akan menempati bangunan itu menjadi kewenangan pemerintah setempat.

"Pemerintah yang akan mendata warga yang akan menempati bangunan ini,  kami hanya menyediakan tempat," katanya.

Petobo merupakan salah satu daerah terparah terkena gempa dan likufeaksi dengan luas kerusakan 2 kilometer persegi yang menelan ribuan korban jiwa dan ribuan warga lainnya masih bertahan di tenda pengungsian. Saat ini, pemerintah tengah mencari lahan yang cocok untuk relokasi  warga dua kabupaten dan Kota Palu satu yang terdampak bencana tersebut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement