REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung pengembangan 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) atau disebut sebagai 10 “Bali Baru” mencapai target kunjungan 20 juta wisatawan asing hingga 2019. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono optimistis target tercapai karena Indonesia memiliki alam dan kekayaan budaya yang bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata.
"Dari target 20 juta wisatawan ke Indonesia hingga 2019, masih didominasi oleh kunjungan ke Bali. Pemerintah saat ini mengembangkan sepuluh kawasan wisata sebagai Bali baru. Saya yakin target tercapai, " kata Basuki saat membuka Forum Tri Hita Karana, yang merupakan bagian dari acara IMF-World Bank Annual Meeting 2018 di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10).
Basuki menegaskan, dukungan Kementerian PUPR dalam bentuk pembangunan infrastruktur PUPR berupa jalan akses menuju lokasi wisata, jalan di lokasi wisata, air baku, sanitasi, drainase dan persampahan. Kementerian PUPR juga membangun ruang-ruang publik (termasuk rest area, parkir, pedestrian, dan penataan kawasan) untuk mendukung kegiatan produktif sektor pariwisata.
"Nusa Dua, Bali, adalah proyek pembangunan kawasan pariwisata terpadu pertama oleh komunitas internasional di Indonesia pada tahun 1971. Kita ingin ada kawasan seperti Nusa Dua di KSPN Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur dan Danau Toba,” ujar Basuki.
Pengembangan kawasan wisata secara terpadu, menurut Basuki, penting karena terdapat beragam aspek yang saling berkaitan. Danau Toba, misalnya kunjungan wisatawan masih terkendala karena kurangnya akses transportasi, meski minat wisatawan asing ke Danau Toba cukup tinggi.
"Karena itu kami membangun jalan tol Trans Sumatra dari Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi yang akan dilanjutkan hingga Parapat, serta dukungan akses bandar udara Silangit dan Sibisa. Kami juga mengundang investor untuk membangun hotel, restoran, dan tempat peristirahatan di sekitar wilayah tersebut,” tutur Basuki.
Basuki kemudian menyoroti perlunya pendekatan budaya dalam membangun infrastruktur di kawasan-kawasan wisata, misalnya dengan menggunakan gaya arsitektur daerah setempat. Demikian pula dalam melatih sumber daya manusia lokal agar menjadi tamu yang baik dan ramah bagi para pendatang.
"Sektor pariwisata sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Kita memiliki keindahan alam dan ragam budaya yang begitu kaya dan tidak dimiliki banyak negara lain di dunia," tutupnya.