REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Upaya pemadaman secara manual lewat darat hingga kini belum berhasil memadamkan kebakaran hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Kabupaten Kuningan. Untuk itu, pemadaman dari udara siap diluncurkan untuk membantu pemadaman.
Api pertama kali diketahui berkobar pada Ahad (30/9) pukul 12.00 WIB dan diduga berasal dari Blok Erpah Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan. Api kemudian menyebar ke atas ke Gunung Dulang dan Blok Cileutik Desa Pasawahan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin menjelaskan, berdasarkan pantauan di lokasi lapangan sepak bola Pasawahan, Kamis (11/10) pukul 14.00 WIB, api masih terlihat di dua titik di batas hutan alam di atas sebelah kiri/selatan Blok Panyusupan Batu Arca. Adapun arah rambatan apinya ke bawah, mengarah ke Panyusupan Batu Arca dan Bintangot.
"Saat ini tim gabungan masih melakukan penanganan. Ada dua tim yang diturunkan," ujar Agus, Kamis (11/10).
Untuk tim satu, bertugas melakukan penyisiran di lahan yang sudah terbakar guna pembersihan bara api yang masih tersisa. Sedangkan tim dua bertugas melakukan pemadaman di wilayah Blok Panyusupan Batu Arca.
Tim gabungan itu terdiri dari TNI/Polri, BPBD Kabupaten Kuningan, BPBD Provinsi Jabar, Balai TNGC, Polhut Majalengka dan Perhutani Kuningan. Selain itu, LSM Akar, PMI Kuningan, KRI Ciayumajakuning, Mapala STIKU dan Masyarakat Peduli Api.
Sejumlah petugas gabungan berusaha memadamkan api yang membakar kawasan hutan di lereng Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat.
"Penanganan yang dilakukan tim gabungan dilakukan secara manual lewat darat," kata Agus.
Namun, jika penanganan lewat darat tak kunjung berhasil memadamkan api, maka penanganan lewat udara akan dilakukan. Untuk itu, Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) telah menyatakan siap meluncurkan pesawat helikopter Mi-8 guna melakukan water boombing.
Sementara itu, hingga Rabu (10/10) pukul 17.00 WIB, kawasan hutan TNGC yang terbakar sementara diperkirakan seluas kurang lebih 1.000 hektare. Selain itu, kawasan Kebun Raya Kuningan (KRK) yang terbakar diperkirakan seluas 19 hektare.
Lokasi kebakaran terjadi pada ketinggian 300-1.600 MDPL. Lokasi tersebut merupakan daerah perbukitan yang didominasi tumbuhan alang-alang dan perdu dengan kondisi lahan bebatuan. Kondisi medan seperti itu yang diperparah dengan arah angin yang berubah-ubah menjadi kendala dalam upaya pemadaman.