Kamis 11 Oct 2018 02:51 WIB

Palu Masih Tahap Tanggap Darurat

Pemkot memaklumi bila evakuasi korban harus dihentikan hari ini.

Rep: Fuji EP/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah anak berada di posko pengungsi korban gempa dan tsunami di Masjid Agung Darussalam kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (10/10).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Sejumlah anak berada di posko pengungsi korban gempa dan tsunami di Masjid Agung Darussalam kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pemerintah Kota (Pemkot) Palu masih melaksanakan masa tanggap darurat pascabencana gempa bumi, likuifaksi dan tsunami. Pemkot Palu menyampaikan dalam masa tanggap darurat juga melakukan pendataan.

Diakui mereka, personel Pemkot Palu sangat kurang karena banyak pegawai pemerintah yang menjadi korban dan terdampak bencana. Pemkot Palu juga dapat memahami jika pada Kamis (11/10) evakuasi korban akan dihentikan.

Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo mengatakan, ada tiga tahap dalam penanggulangan bencana, pertama tahap tanggap darurat. Pada tahap tanggap darurat melakukan evakuasi. Tapi kondisi lapangan membuat upaya evakuasi sulit dilakukan secara maksimal.

"Khususnya (evakuasi) di Petobo dan Balaroa yang kontur tanahnya lembek," kata Sigit di Posko Rumah Jabatan Wakil Walikota Kota Palu kepada Republika.co.id, Rabu (10/10).

Ia menyampaikan, selanjutnya Pemkot Palu melakukan pendataan. Tujuannya untuk mengetahui berapa banyak korban, rumah yang rusak dan fasilitas apa saja yang harus diperbaiki pascabencana.

Namun, Wakil Wali Kota Palu mengakui, personel Pemkot Palu tidak mencukupi. Jangankan personel untuk bekerja di lapangan, untuk mengangkat logistik di posko rumah jabatan wakil wali kota saja butuh orang.

"Sampai saya turun sendiri (membantu), kemarin karena tidak ada sopir, saya turun juga bawa mobil. Kita tidak minta dipuji ini memang darurat," ujarnya.

Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, siapa pun yang bisa bertindak maka bertindak segera. Dia menegaskan, memang personel Pemkot Palu kurang sekali, bayangkan saja bagaimana caranya 50 orang menangani kebutuhan seluruh Kota Palu pascabencana.

Dia mengatakan, bahkan tidak sedikit warga dari kabupaten sebelah mengungsi di wilayah Kota Palu. Mereka meminta tolong supaya ada yang membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Evakuasi Dihentikan

Wakil Wali Kota Palu yang lebih dikenal sebagai Pasha Ungu menyampaikan, informasinya hari ini pencarian atau evakuasi korban gempa bumi dan likuifaksi akan dihentikan. Menurutnya ada pihak yang memiliki kapasitas dan lebih bisa menilai tentang masa waktu evakuasi. Sebab penghentian evakuasi pasti ada dasarnya.  

Memang di dalam puing dan tanah masih ada korban gempa bumi dan likuifaksi. Tapi usia korban yang tertimbun puing dan tanah sudah 12 hari sejak terjadinya gempa bumi dan likuifaksi. Apakah masih mungkin korban-korban tersebut bisa diangkat.

"Kalau (korban) diangkat bagaimana? Katanya ada cara tersendiri tidak boleh sembarangan (mengevakuasi jenazah), kalau kita tidak tahu cara itu jangan sok ikut-ikutan," ujarnya.

Ia menegaskan, sudah ada sistem dan cara yang ditetapkan terkait masa evakuasi korban. Di samping itu, Wakil Wali Kota Palu juga mengimbau masyarakat Kota Palu agar tetap tenang. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas gempa sudah mulai berkurang.

Wakil Wali Kota Palu menambahkan, memang masih ada gempa tapi kekuatannya kecil. Pemkot Palu tetap berupaya memberikan motivasi dan penguatan kepada masyarakat Kota Palu. Masyarakat jangan khawatir karena berdasarkan teori dari BMKG, tidak akan lagi terulang gempa besar seperti yang terjadi pada Jumat (28/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement