Rabu 10 Oct 2018 23:55 WIB

Kemendikbud Bangun 333 Unit Sekolah Darurat

Kemendikbud menyebut 22 guru terindetifikasi meninggal dan 14 orang hilang

Aktivitas Pendidikan : Siswa-siswi SMP Negeri 6 melakukan pendataan saat beraktivitas di sekolahnya di Jalan Dewi Sartika, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (8/10).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Aktivitas Pendidikan : Siswa-siswi SMP Negeri 6 melakukan pendataan saat beraktivitas di sekolahnya di Jalan Dewi Sartika, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sedang membangun 333 unit sekolah darurat di wilayah terdampak gempa di Sulawesi Tengah. Hal ini untuk mengakomodasi kegiatan belajar-mengajar bagi siswa-siswi di daerah tersebut.

"Dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kita menyiapkan 333 unit sekolah darurat berkapasitas tujuh ruang," kata Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Poppy Dewi Puspitasari, Jakarta, Rabu (10/10).

Poppy mengatakan UNICEF akan memberikan sekitar ratusan tenda berstandar internasional, yang mana saat ini satu tenda sudah berdiri di Patebo dan 20 unit tenda sedang dipersiapkan.

"Tenda masih dalam perjalanan nanti distribusinya tentunya setelah kita melakukan pendataan," tuturnya. Dia mengatakan hingga saat ini ada dua tenda darurat sudah terpasang.

Gempa 7,4 Skala Richter dan tsunami pada 28 September 2018 telah mengguncang Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong yang menyebabkan sekitar 186 ribu peserta didik di 1.724 satuan pendidikan dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK terganggu dalam layanan pendidikan di tiga daerah terparah yaitu Kota Palu, Donggala, dan Sigi.

Hingga saat ini, dia mengatakan teridentifikasi 22 guru yang meninggal dan 14 orang hilang. "Kemungkinan banyak siswa yang terseret tsunami saat mengikuti Gladi resik festival palu nomoni dan ada Bible Camp yang terhisap lumpur di Jono Oge Kabupaten Sigi," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan kondisi terkini bahwa siswa, guru dan pegawai dinas pendidikan masih mengungsi di gunung dan mengungsi ke luar Sulawesi Tengah.

"Pendataan belum optimal karena terkendala komunikasi terutama di Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong," tuturnya.

Kemendikbud melakukan sejumlah langkah darurat penanganan gempa di Sulawesi Tengah, antara lain aktivasi dan pengelolaan pos pendidikan; distribusi makanan, air mineral, susu, makanan bayi, obat-obatan, selimut, termasuk bahan bakar minyak sebanyak 17 truk dan didistribusikan kepada tenaga kependidikan.

Kemudian, pendataan siswa, fasilitas pendidikan dan kebudayaan, serta pendidik dan tenaga kependidikan; serta pembentukan satuan tugas Kemendikbud yang berpusat di LPMP Sulteng.

Total jumlah peserta didik Kabupaten Donggala, Parigi Moutong, Sigi, Palu adalah 256.836. Namun, untuk jumlah keseluruhan peserta didik yang terdampak masih dalam penghitungan.

Ada 422 sekolah terdampak berdasarkan data per 6 Oktober 2018 yakni lima sekolah PAUD, 161 SD, 45 SMP, 89 SMA, 74 SMK, empat Sekolah luar biasa.

Sementara sebanyak 79 guru dan tenaga kependidikan terdampak berdasarkan data per 8 Oktober 2018.

Dan siswa terdampak sebanyak 59 dengan rincian 23 orang meninggal, 35 orang hilang dan satu luka berat menurut data per 8 Oktober 2018.

Kemendikbud juga akan segera membangun sekolah untuk kegiatan belajar-mengajar ke depan namun tentunya akan melihat hasil pemetaan lokasi yang aman untuk rekonstruksi bangunan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement