Rabu 10 Oct 2018 14:58 WIB

TKN KIK Evaluasi Kinerja Presiden

KIK ingin tahu apa yang membuat masyarakat tidka puas dengan pemerintahan Jokowi.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ratna Puspita
Sekretaris TKN KIK Hasto Kristiyanto
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Sekretaris TKN KIK Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) mengatakan akan melakukan evaluasi kinerja Presiden Joko Widodo. Ini untuk mengakomodir warga yang mengaku tidak puas dengan kinerja yang ditunjukan kepada pemerintahan sejak menjabat hingga saat ini.

"Dari mereka yang tidak puas inilah, kami ingin membedah karena kepemimpinan itu untuk semua warga," kata Sekretaris TKN KIK Hasto Kristiyanto di Senayan, Jakarta Selatan pada Rabu (10/10).

Hasto mengatakan, KIK akan membedah dan mengkaji lebih dalam di mana letak ketidakpuasan tersebut. Dia melanjutkan, pengkajian diambil sebagai bagian dari mekanisme otokritik di dalam menyempurnakan kebijakan pemerintah.

"Misalnya BPJS. Kita sempurnakan menjadi BPJS plus one yang jelas semangat kemanusian menghadirkan fungsi dasar kesehatan yang tidak bisa dikomersialisasi itu yang penting," kata Hasto lagi.

Sebelumnya, Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) merilis survei terbarunya pada Ahad (7/10). Salah satu yang temuan survei, yakni kepuasaan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo.

Mengacu pada survei SMRC, sebanyak 9,7 persen menyatakan sangat puas dengan kineja Jokowi selama menjabat sebagai presiden. Selain itu, 63,7 persen masyarakat menyatakan cukup puas.

Hanya sekitar 22,6 persen masyarakat yang menyatakan kurang puas dan 2,8 persen tidak puas sama sekali. Sementara itu, sebanyak 1,2 persen masyarakat tidak menjawab atau tidak tahu.

Kepuasaan kepada Jokowi juga tidak lepas dari persepsi responden atas berbagai indikator kondisi terkini. Sebanyak 41,9 persen responden menilai kondisi ekonomi nasional saat ini lebih baik dari tahun lalu. Sementara itu 22 persen menyatakan lebih buruk, 29,3 persen tidak ada perubahan, dan 6,8 persen tidak menjawab.

Angka kepuasan itu pada akhirnya mendorong masyarakat untuk meyakini Jokowi mampu untuk kembali memimpin Indonesia ke depan. Data SMRC menyebutkan, 71,4 persen menyatakan yakin, 23,2 persen tidak yakin, dan 5,4 persen tidak menjawab.

Hal tersebut pada akhirnya menempatkan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf mengungguli elektabilitas lawan politiknya. Calon presiden pejawat itu mendulang suara 60,4 persen sementara lawan politiknya hanya mampu mengumpulkan 29,8 persen suara. Sementara 9,8 persen responden menjawab tidak tahu atau rahasia.

Survei dilakukan antara periode 7 hingga 11 September 2018 menggunakan metode teknik pengambilan sampel acak bertingkat. Jumlah responden sebanyak 1.220 orang dengan margin of error sebesar 3,05 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement