Rabu 10 Oct 2018 08:34 WIB

KPU: Bencana di Sulteng Pengaruhi DPT

KPU akan berkoordinasi dengan KPU Sulteng untuk melakukan pencocokan ulang jumlah DPT

Rep: Djoko Suceno/ Red: Bayu Hermawan
Warga memasukan surat suara ke kotak suara. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Warga memasukan surat suara ke kotak suara. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Ilham Saputra mengatakan bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Provinsi Sulteng akan berpengaruh pada jumlah daftar pemilih tetap DPT daerah tersebut. Untuk itu, KPU akan terus melakukan koordinasi dengan KPU Sulteng untuk melakukan pencocokan dan penelitian ulang jumlah DPT.

"Bencana di Sulteng akan berpengaruh terhadap DPT daerah ini," katanya kepada Republika.co.id di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Rabu (3/10).

Selain melakukan penghitungan ulang terhadap jumlah DPT, kata Ilham, KPU secara internal tengah melakukan pendataan terhadap staf KPU di daerah tersebut yang dilanda bencana alam. "Secara internal kita juga harus mengetahui berapa orang  staf kami yang  hilang atau meninggal dunia, atau masih hidup. Itu jadi prioritas kami untuk menyantuni mereka. Sebagian sudah ada laporan  sekarang sudah dapat dihubungi mereka. Harus diantisipasi dari sekarang kondisi di Sulteng," ujarnya.

Baca juga: Korban Meninggal Bencana Sulteng Capai 2.010 Jiwa

Seperti diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban jiwa akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah sudah mencapai 2.010 jiwa. Jumlah tersebut berdasarkan laporan evakuasi korban di wilayah terdampak bencana hingga Selasa (9/10) pukul 13.00 WIB.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, korban meninggal dunia di wilayah Kota Palu mencapai 1.601 jiwa. Sementara itu, korban meninggal dunia di Kabupaten Donggala bertambah jadi 171 orang, di Kabupaten Sigi 222 orang, Parigi Moutong 15 orang, serta di Pasangkayu, Sulawesi Barat 1 orang.

Sutopo mengatakan, seluruh korban meninggal telah dimakamkan di sejumlah pemakaman umum. "Semua korban meninggal sudah kita makamkan semuanya," kata Sutopo dalam Konferensi Pers di Grha BNPB, Selasa (9/10) siang.

Sebanyak 934 jenazah dimakamkan di pemakaman massal. Sisanya, 1.076 korban meninggal dimakamkan di pemakaman keluarga. Sutopo menjelaskan, korban meninggal dunia yang sudah diamankan difoto terlebih dahulu untuk memudahkan pihak keluarga yang mencari.

Korban, kata Sutopo, banyak yang mengalami kerusakan di bagian wajah sehingga dibutuhkan waktu untuk pendataan. Namun di sisi lain, jenazah baru terus berdatangan di berbagai lokasi. Adapun jumlah korban luka-luka mencapai 10.679 orang. Sebanyak 2.549 orang mengalami luka berat dan 8.130 orang luka ringan.

Selain korban meninggal dan luka-luka, BNPB mencatat terdapat korban yang dinyatakan hilang sebanyak 671 orang. Evakuasi korban oleh Tim Basarnas, Kata Sutopo, masih akan dilakukan hingga Kamis (11/10) mendatang. "Hingga hari kesepuluh penanganan pascagempa, korban paling banyak ditemukan di Petobo dan Balaroa di mana terjadi likuifaksi," kata Sutopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement