Rabu 10 Oct 2018 05:25 WIB

Tim SAR Kesulitan Evakuasi Jenazah di Petobo

Struktur tanah sangat lembut sehingga alat berat sulit masuk.

Foto udara pada Senin (8/10) memperlihatkan wilayah Petobo, Palu, Sulawesi Tengah yang mengalami likuivaksi (tanah bergerak) saat terjadinya gempa bumi dan tsunami pada 28 Oktober lalu.
Foto: Darmawan / Republika
Foto udara pada Senin (8/10) memperlihatkan wilayah Petobo, Palu, Sulawesi Tengah yang mengalami likuivaksi (tanah bergerak) saat terjadinya gempa bumi dan tsunami pada 28 Oktober lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Tim SAR gabungan yang ditempatkan menyisir wilayah Islamic Center Kelurahan Petobo, Kota Palu mengaku kesulitan mengevakuasi jenazah di lokasi berlumpur, Selasa (9/10). Petobo merupakan salah satu daerah terparah terkena dampak gempa dan likuifaksi.

Salah satu jenazah wanita diketahui bernama Rika Wahyuni yang terjebak di lokasi berlumpur hingga hari ke-12 pascagempa belum berhasil dievakuasi. "Medannya cukup sulit, tanahnya berlumpur ditambah air tergenang sudah seperti kolam. Kami masih upayakan mencari jalan agar eskavator bisa masuk ke lokasi itu," ungkap Fatur, tim SAR asal Provinsi Sulawesi Barat yang ditugaskan menyisir wilayah Islamic Center dan juga sempat melakukan proses evakuasi jenazah Rika.

Menurut tim SAR, jika proses evakuasi dilakukan secara manual sangat kecil kemungkinan jenazah tersebut bisa diangkat ke daratan, sebab struktur tanahnya sangat lembut serta bisa membahayakan alat berat (eskavator) masuk ke lokasi tersebut. "Kami tetap upayakan agar jenazah ini secepatnya bisa dievakuasi," ucapnya.

Dua tim sekaligus turun, namun belum membuahkan hasil karena korban terjebak dalam air bercampur lumpur terhimpit reruntuhan bangunan. Posisi jenazah Rika diperkirakan berdiri dengan tangan terangkat dan kepala menengadah ke atas.Hampir seluruh bagian wajahnya sudah terkelupas.

Di lokasi tersebut banyak tumpukan material kayu bagian dari reruntuhan bangunan rumah warga berserakan. Rahmat Mubarak, keluarga korban menyebut, adik bungsunya itu meninggal terjebak di lumpur lalu tenggelam karena air semakin naik ke permukaan.

"Waktu itu dia (Rika) masih sempat berbicara dengan bapak saya dan dia juga sempat minta maaf sebelum meninggal," ujar Mubarak.

Rahmat mengatakan, beberapa kali keluarga mencoba melakukan evakuasi bersama tim SAR. Bahkan, kubangan air pun sempat dikuras menggunakan mesin, namun hasilnya nihil.

"Sudah dua kali kami coba evakuasi belum membuahkan hasil dan waktu itu kami sudah bersihkan material yang menghimpit pinggangnya tapi belum juga ada hasil," katanya.

Ia mengatakan, keluarga sangat berharap jenazah adik perempuannya itu bisa secepatnya dievakuasi tanpa kurang satu pun anggota tubuhnya. "Kami sangat berharap upaya tim SAR, kalau jenazah itu bisa dievakuasi rencananya kami makamkan di pemakaman umum Kelurahan Petobo," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement