Rabu 10 Oct 2018 03:30 WIB

NTB Terus Pantau Kesehatan Warga Terdampak Gempa

Stok obat-obatan untuk warga terdampak gempa masih mencukupi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Muhammad Hafil
Foto udara bangunan rumah warga korban bencana gempa bumi di Desa Kekait, Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (1/10).
Foto: ANTARA FOTO
Foto udara bangunan rumah warga korban bencana gempa bumi di Desa Kekait, Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Marjito, mengatakan kondisi warga terdampak gempa mengalami penurunan dari sisi kesehatan pascagempa.

"Ini terlihat dari munculnya beberapa kasus seperti malaria, ISPA, dan diare," ujar Marjito di Lombok Barat, Senin (8/10) kemarin.

Marjito menyampaikan, jumlah warga yang positif terjangkit 376 malaria, sedangkan ISPA sebanyak 171 warga, dan 31 warga terjangkit diare.

"Ada peningkatan kasus, tapi trennya terus menurun. Alhamdulillah akibat kesigapan kita dan juga para relawan yang membantu," kata dia.

Ia menyampaikan, Dinas Kesehatan NTB terus memberikan pelayanan kesehatan bagi warga terdampak gempa. Dia menyebutkan, stok obat-obatan untuk warga terdampak gempa masih mencukupi.

"Namun kita mengkhawatirkan hujan, karena huntara (hunian sementara) dan huntap (hunian tetap) yang belum," ucapnya.

Ia menilai, kehadiran tempat tinggal merupakan hal yang sangat krusial bagi kondisi kesehatan masyarakat. Terlebih, dengan akan datangnya musim hujan. Kata dia, jumlah huntara yang terbangun masih dirasa kurang.

Oleh karenanya, sembari menunggu pembangunan huntap dari pemerintah pusat rampung, Pemda NTB terus mendorong pembangunan huntara. Dia berharap, keberadaan huntara mampu menekan angka kasus penyakit yang muncul.

"Fokus kita tentu pertama ke huntara karena akan berdampak ke yang lainnya juga, termasuk kesehatan dan juga ekonomi warga," ucap Marjito. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement