Selasa 09 Oct 2018 13:07 WIB

Sekjen PBB dan PM Malaysia akan Kunjungi Palu

Kedua tamu VVIP kunjungi Palu di sela sidang IMF-Bank Dunia.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Indira Rezkisari
Ungkapan dari korban gempa dan tsunami terpasang di kawasan yang terdampak gempa dan tsunami di Kelurahan Mamboro, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (8/10).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Ungkapan dari korban gempa dan tsunami terpasang di kawasan yang terdampak gempa dan tsunami di Kelurahan Mamboro, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, menyebutkan, Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berencana mengunjungi ke Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Pemerintah Indonesia akan menyiapkan pengaturan sedemikian rupa di Sulteng sambut kedua tamu VVIP tersebut.

"Saat Bali Forum ini ada tamu VVIP yang akan berencana untuk mengunjungi daerah bencana di Palu," jelas Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (9/10). Sementara ini, tamu VVIP yang sudah berkehendak untuk ke Sulteng adalah Sekjen PBB dan Perdana Malaysia. Mereka, kata Wiranto, berkenan untuk melihat ke wilayah terdampak bencana gempa bumi dan tsunami pada beberapa waktu lalu itu.

Baca Juga

Agar perjalanan tamu negara ini aman, lancar, dan sesuai maksud dan tujuan, pemerintah Indonesia akan melakukan suatu pengaturan di sana. Penerbangan di Palu, kata dia, saat ini sedang ramai karena banyaknya bantuan yang dikirimkan ke sana. Proses tanggap darurat yang juga masih berjalan membuat banyak kesibukan di Palu dan sekitarnya.

"Di sela-sela itu kan kita harus menerima tamu ini. Kalau tidak kita atur nanti kan crowded, makanya kita atur," tutur Wiranto.

Untuk itu Wiranto menggelar rapat untuk mengatur beberapa hal. Hal-hal tersebut antara lain mengenai siapa yang memandu mereka di sana dan sasaran mana saja yang perlu ditinjau oleh para tamu tersebut, sehingga tidak bebas begitu saja mereka melakukan perjalanan.

"Sementara yang minta itu baru dua tokoh ini. Kalau ada lagi ya tidak apa-apa. Namanya solidaritas, ingin melihat, ingin memberikan satu rasa keprihatinan ingin mengunjungi di sana," jelas Wiranto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement