Selasa 09 Oct 2018 07:10 WIB

Bandara Palu Sudah Bisa Melayani Pesawat Berkapasitas Besar

Namun, masih ada keterbatasan apron untuk parkir pesawat.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ani Nursalikah
Kepadatan Bandara Mutiara Sis Aljufri, Palu, Sulawesi Tengah ypada hari ketujuh pasca gempa dan tsunami Palu, Sigi, dan Donggala, Sabtu (6/10).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Kepadatan Bandara Mutiara Sis Aljufri, Palu, Sulawesi Tengah ypada hari ketujuh pasca gempa dan tsunami Palu, Sigi, dan Donggala, Sabtu (6/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan pesawat jet dengan kapasitas yang lebih besar sudah bisa mendarat di Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Selatan. Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Pramintohadi Sukarno mengatakan bandara sudah bisa melayani pesawat jet narrow body sekelas B737 seri 800 atau 900 dengan limited payload sejak kemarin, Senin (8/10).

“Dengan pesawat jet yang lebih besar, lebih cepat dan lebih jauh jarak jangkaunya akan bisa menerbangkan bantuan baik barang maupun relawan lebih banyak ke Palu,” kata Pramintohadi, Ahad (8/10).

Dengan demikian, diharapkan proses evakuasi, rehabilitasi, dan rekonstruksi daerah Palu dan sekitarnya bisa lebih cepat dilaksanakan. Pesawat jet narrow body bisa mengangkut penumpang sekitar 150-200 orang. Daya angkut tersebut dua kali lipat lebih besar dibandingkan pesawat ATR 72 yang selama sepekan belakangan ini hanya bisa dilayani Bandara Mutiara SIS Al Jufri selama sepekan ini.

Dia menjelaskan penerbangan Lion Air JT 3852 merupakan penerbangan dengan pesawat jet B737 NG pertama yang beroperasi secara terbatas pascagempa di Palu. Hingga saat ini, penerbangan reguler yang sudah beroperasi dengan pesawat jet B737-900/B737-800/A320, yaitu Lion Air dan Batik Air. Sedangkan Garuda Indonesia juga sudah beroperasi menggunakan pesawat  jenis B737-800 NG. 

Pramintohadi mengatakan total penumpang yang sudah bisa diangkut pesawat dari dan menuju Palu sejak 30 September hingga 7 Oktober 2018 mencapai 8.192 orang penumpang. “Untuk 7 Oktober 2018, total penumpang yang diangkut mencapai 2.535 orang,” ujarnya.

photo
Calon penumpang menunggu penerbangan di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10).

Sementara itu, realisasi penerbangan dari dan ke Palu pada 7 Oktober 2018 terdapat beberapa maskapai yang melakukan penerbangan, yaitu Garuda Indonesia, NAM Air, Wings Air, Batik Air, Lion Air. Begitu juga dengan My Indo Airlines dengan melayani kargo sebanyak 12,2 ton bantuan dari BNPB berupa kebutuhan balita.

Saat ini juga telah mulai beroperasi penerbangan regular antara lain Garuda Indonesia rute Makassar-Palu dengan pesawat B737-800, Lion Air rute Makassar-Palu dengan pesawat jenis B737-900ER, Batik Air rute Makassar-Palu dengan pesawat jenis pesawat A320, dan rute Jakarta-Palu menggunakan pesawat jenis B737-800. Begitu juga dengan Wings Air rute Luwuk-Palu, dan Gorontalo-Palu dengan pesawat jenis ATR 72-600.

Pramintohadi menjelaskan jadwal penerbangan pesawat komersial saat ini masih harus disesuaikan dengan slot yang tersedia di bandara. Hal itu dikarenakan kapasitasnya belum bisa 100 persen seperti sebelum gempa terjadi.

Dia menuturkan saat ini masih ada keterbatasan apron untuk parkir pesawat. “Jadi harus diatur supaya bergantian dengan pesawat lainnya khususnya yang membawa bantuan kemanusiaan,” ujar Pramintohadi.

Penumpang yang telah memiliki tiket akan diatur dan disesuaikan dengan tanggal tiket yang dimiliki. Bagi yang memiliki tiket dengan tanggal keberangkatan paling awal sebelum gempa, Pramintohadi memastikan akan didahulukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement