Senin 08 Oct 2018 21:41 WIB

Dompet Dhuafa: Banyak Pengungsi Gempa Palu Pusing dan Flu

Pengungsi di Desa Lolu dilaporkan terserang flu dan pusing.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Karta Raharja Ucu
Anak-anak korban gempa bumi memeriksa kesehatan di Pos Kesehatan Dompet Dhuafa yang dibuka di Lapangan Bumi Jaya, Desa Lolu, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Ahad (7/10).
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Anak-anak korban gempa bumi memeriksa kesehatan di Pos Kesehatan Dompet Dhuafa yang dibuka di Lapangan Bumi Jaya, Desa Lolu, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Ahad (7/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Dompet Dhuafa mendirikan pos kesehatan di pengungsian korban gempa bumi yang terletak di Desa Lolu, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Ahad (7/10) sore. Banyak pengungsi merasa pusing-pusing dan terserang flu.

General Manager Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa, Dokter Rosita Riva mengatakan, satu pos kesehatan dilengkapi obat-obatan untuk melayani sekitar seratus orang pasien. Dompet Dhuafa sudah tahu karakteristik pengungsi, sehingga tahu obat apa saja yang biasanya dibutuhkan pengungsi.

"Pengungsi di Desa Lolu kebanyakan sakit flu, pusing-pusing dan muntah-muntah," kata Dokter Rosita kepada Republika.co.id di pos kesehatan Dompet Dhuafa, Ahad (7/10) sore.

Ia menerangkan, satu pos kesehatan dijaga dua orang dokter, dua orang perawat dan satu orang apoteker. Mereka biasanya melayani sekitar 50 sampai seratus pasien dalam sehari. Dompet Dhuafa juga akan mendirikan lagi pos kesehatan di lokasi lain.

"Sebenarnya tim kesehatan sudah mulai bergerak melayani korban bencana, hanya saja pos baru didirikan sekarang," ujarnya.

Warga Desa Lolu dan sekitarnya mengungsi karena rumah mereka hancur dan rusak akibat gempa bumi. Bahkan jalan ke Desa Lolu menjadi bergelombang dan retak-retak setelah gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter (SR) mengguncang Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.

Sepanjang jalan di Desa Lolu, nampak rumah miring-miring yang sudah ditinggalkan penghuninya. Penghuninya lebih memilih tidur di tenda karena jika terjadi gempa susulan rumah yang tadinya miring bisa roboh. Selama sepekan mereka menginap di tenda pengungsian sehingga kesehatan mereka sedikit terganggu.

General Manager Divisi Program Dompet Dhuafa, Benny menambahkan, dapur keliling (darling) Dompet Dhuafa baru saja tiba di Kota Palu pada Ahad (7/10) sore. Pada Senin (8/10) dapur keliling akan segera beroperasi di Masjid Agung Kota Palu.

"Banyak pengungsi di Masjid Agung, dapur keliling bisa menyediakan 1.000 paket makanan dalam sekali operasi, tapi besok akan siapkan 500 paket makanan dulu," ujarnya.

Ia juga menyampaikan, Dompet Dhuafa akan mendirikan stasiun air siap minum di Masjid Agung. Sebab air selalu dibutuhkan pengungsi terutama air minum. Dapur keliling akan beroperasi di beberapa titik pengungsian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement