REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 2020, Indonesia akan mulai memasuki fase bonus demografi. Untuk itu, bonus demografi ini harus diiriingi pemanfaatan teknologi digital agar berdampak positif dalam mendorong tumbuhnya generasi milenial menjadi pemimpin dalam e-commerce, startup dan pengembangan ekonomi digital di Indonesia.
"Demografi Indonesia akan didominasi oleh milenial. Bila kita mampu memanfaatkan potensi ekonomi digital dengan sebaik-baiknya, maka Indonesia berpeluang menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru dunia," kata Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri melalui pesan tertulis, Senin (8/10).
Hanif mengatakan penyiapan tenaga kerja terampil juga menjadi salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi dan ditangani secara tepat dalam menghadapi tantangan ekonomi digital. Hal ini harus dioptimalkan, mengingat tingginya pengguna jaringan internet di tanah air mencapai sekitar 143 juta penduduk.
"Meskipun di sisi lain, teknologi digital juga akan menciptakan 3,7 juta pekerjaan baru dalam 7 tahun kedepan dan mayoritas berada pada sektor usaha jasa," kata Hanif.
Selain itu, Kemenaker terus melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya Indonesia. Diantaranya modernisasi Balai Latihan Kerja (BLK) dan pengembangan program magang yang mengacu pada kebutuhan pasar kerja berbasis teknologi digital.
"Penataan sistem pasar kerja juga dilakukan secara fleksibel melalui kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha yang makin berkembang,"kata Hanif.
Untuk diketahui, bonus demografi adalah dimana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia non produktif dan puncaknya diperkirakan terjadi pada tahun 2030-2035.