REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Airnav Indonesia menggunakan mobile tower untuk melayani penerbangan di Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Selatan mulai hari ini, Senin (8/10). Pascagempa yang terjadi, sebelumnya Airnav menggunakan tower darurat selama sepekan.
“Mobile tower ini didatangkan langsung dari Lombok usai menjalankan tugas pada bencana alam di Lombok,” kata Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto, Senin (8/10).
Dia menjelaskan, mobile tower Airnav tiba di Pelabuhan Pantoloan, Palu pada Jumat (5/10). Begitu tiba di bandara, kata dia, tim teknik Airnav langsung menggunakan alat tersebut untuk melayani penerbangan di Bandara Palu.
Novie menuturkan titik lokasi pemasangan mobile tower ditentukan di dekat bangunan yang lama. Selanjutnya, kata Novie, tim teknik menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk menggunaka mobile tower.
“Yang dibutuhkan seperti jaringan power supply dan jaringan telepon dan kemudian menaikkan cabin tower sesuai ketinggian yang dibutuhkan. Karena berada di lokasi gempa, dilakukan juga test kestabilan kabin,” ujar Novie.
Tahapan selanjutnya, Novie memastikan Airnav sudah melakukan setting frequency, uji coba jangkauan peralatan VHF yang ada di kabin, serta memasang fasilitas komunikasi ground to ground untuk koordinasi. Seluruh proses pemasangan tersebut menurutnya dilakukan dengan sangat hati-hati karena tidak boleh mengganggu operasional tower darurat yang beroperasi 24 jam.
Tahap paling akhir yaitu melakukan uji coba operasional. Setelah makukan serangkaian uji coba, lanjut Novie, pelayanan navigasi dipindahkan ke mobile tower mulai Senin pagi hari ini.
Novie memastikan pelayanan melalui mobile tower memiliki keunggulan dari tower darurat sebelumnya. “Dilengkapi sejumlah peralatan canggih, jangkauan radio VHF di atas 100NM yang membuat jangkauan komunikasi lebih luas sehingga mempercepat komunikasi tower dengan pesawat,” ungkap Novie.
Saat gempa di Pali terjadi Jumat (28/9), tower Airnav di Bandara Palu roboh dan sejumlah peralatan navigasi mengalami kerusakan. Bahkan seorang personel navigasi penerbangan, Antonius Gunawan Agung, meninggal dunia dalam gempa tersebut. Meski demikian, Airnav tetap bekerja memastikan bandara Palu dapat dibuka kembali.
“Kita harus bekerja keras memastikan layanan navigasi penerbangan berfungsi kembali sehingga penerbangan dapat dibuka. Palu tidak boleh terisolasi. Bantuan dan penanganan bencana sangat bergantung kepada bandara,” ujar Novie.