Ahad 07 Oct 2018 14:17 WIB

Banyak Penjual Nasi Kuning Dadakan Muncul di Palu

Nasi kuning menjadi pilihan sarapan warga di Palu.

Ilustrasi
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Memasuki akhir pekan di hari ke-10 pascagempa dan tsunami yang terpusat di timur laut Donggala, penjual nasi kuning semakin banyak bermunculan di Kota Palu.

Hajah Nasria (53 tahun), seorang penjual nasi kuning dadakan di Jalan Tanjung Dako, Kota Palu, Ahad (7/10), mengatakan sengaja berjualan nasi kuning untuk sarapan setelah mengetahui ada juga warga di dalam kota yang mulai mencari warung atau restoran untuk membeli makan.

Sebenarnya nenek dari tiga cucu ini merupakan pedagang sayur di Pasar Masomba di tengah Kota Palu. Namun pascagempa, dirinya beralih mata pencarian sementara mengingat harga sayur-mayur juga masih cukup mahal.

Nasria yang ditemani dua cucunya dan seorang anak tetangganya yang baru kehilangan ibu saat terjadi gempa mulai berjualan nasi kuning sejak tiga hari terakhir. "Iya ini lumayan untuk mengganti pemasukan dari berjualan sayur-mayur. Sehari ini saya sudah masak 10 liter beras untuk nasi kuning. Alhamdulillah habis," katanya.

Nasria berjualan nasi kuning lengkap dengan pilihan lauk ayam masak rica, telur rebus, mi, dan ikan ekor kuning bumbu rica. Jika memilih nasi kuning dengan ayam rica hanya perlu membayar Rp 15 ribu. Sedangkan jika memilih nasi kuning dan ikan ekor kuning rica cukup membayar Rp 10 ribu.

Suharyati, penjual nasi kuning lainnya di Jalan Tanjung Dako, mengatakan mulai berjualan lagi sejak lima hari atau enam hari setelah bencana gempa dan tsunami melanda Palu, Donggala dan Sigi. Suharyati yang berjualan nasi kuning sejak 3,5 tahun di Kota Palu ini mengaku bisa menghabiskan beras hingga 35 kilogram untuk nasi kuning.

"Biasanya (menghabiskan) 15 kg saja," katanya.

Penjual nasi kuning asal Tulung Agung, Jawa Timur, ini mengaku tidak menaikkan harga jual sama sekali. Sebungkus nasi kuning dengan telur rica dan mi dikenai harga Rp 10 saja. Sedangkan nasi kuning ditambah ayam rica cukup membayar Rp 15 ribu.

Suharyati yang mengaku dibantu suaminya untuk memasak nasi kuning ini mengatakan sempat membeli persediaan beras dan telur sebelum terjadi gempa. Karena itu dirinya bisa berjualan lagi dengan cepat.

Baca juga: Aktivitas Pasar Tradisional di Palu Mulai Menggeliat

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement