REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Kasus stunting di Kabupaten Cilacap, terhitung cukup besar. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, dr Marwoto, menyebutkan ada sekitar 6.647 balita yang mengidap stunting.
''Jumlah kasus ini mencapai sekitar 5,19 persen dari jumlah balita di Cilacap yang mencapai 128.013 balita. Sedangkan sebaran kasusnya, hampir di semua wilayah kecamatan ditemukan,'' jelasnya, dalam diskusi advokasi pencegahan stunting di pendopo Setda Cilacap, Sabtu (6/10).
Dengan data ini, dia menyebutkan Kabupaten Cilacap menjadi salah satu kabupaten yang mendapat prioritas penanganan stunting dari 100 kabupaten di tingkat nasional. Sedangkan di tingkat Provinsi Jawa Tengah, kasus stunting di Cilacap menduduki peringkat 11.
Untuk menangani kasus stunting, Marwoto menyebutkan, pihaknya hanya mengandalkan anggaran dari APBD Provinsi dan APBD Provinsi Jateng. Sedangkan dari APBD, tidak ada dialokasikan mengingat anggaran Pemkab yang terbatas.
Untuk itu, dalam diskusi tersebut Marwoto meminta agar DPRD dan Bapeltibangda bisa mengusulkan anggaran pada APBD 2019 untuk penanganan masalah stunting. Hal ini mengingat masih besarnya kasus stunting di Cilacap, dan anggaran yang diperoleh dari APBN maupun APBD Provinsi tergolong sangat minim.
Sedangkan mengenai anggaran yang diperoleh dari APBD Provinsi 2018, Marwoto menyebutkan, Pemkab Cilacap hanya mendapat anggaran sebesar Rp 16.945.700. Sedangkan dari APBN, hanya mendapat anggaran sebesar Rp 62.890.000. ''Anggaran yang diperoleh tahun 2018 ini, jauh lebih kecil dibandingkan 2017. Pada tahun lalu, dana APBN yang diperoleh Pemkab Cilacap dalam penanganan stunting mencapai Rp 333.251.580,'' jelasnya.