Sabtu 06 Oct 2018 06:57 WIB

Kisah Perjuangan Syahrul Keluar dari Kota Palu

Pengendara motor tiba-tiba abruk sendiri, terperosok ke dalam tanah yang menganga.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Andi Nur Aminah
Petobo, Palu, Sulawesi Tengah pascagempa.
Foto: Republika TV/Fakhtar Khairon Lubis
Petobo, Palu, Sulawesi Tengah pascagempa.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Suara gemuruh tiba-tiba terdengar dari bawah tanah. Seketika bumi bergetar dan listrik padam. Bersamaan dengan itu, kumandang azan Magrib pun terdengar.

Saat itu, Syahrul Fahmi, tengah membakar ikan untuk menjamu pelanggan. Syahrul merasakan tanah tempat kakinya berpijak turun naik, disusul goyangan yang durasinya sangat panjang. Lalu dia menyaksikan pengendara motor yang lalu lalang di jalan raya ambruk sendiri, terperosok ke dalam tanah yang tiba-tiba menganga.

Dia sontak teringat pada keluarganya yang masih berada dalam kamar. Dia pun segera menuju rumah. Teriakan orang yang melarangnya masuk ke rumah tidak diindahkan. Syahrul segera mengevakuasi anak dan istrinya yang tengah hamil tua, juga ibunya. Dia menuntun mereka perlahan ke luar kamar yang jaraknya 20 meter dari pintu masuk.

Setelah mereka selamat, Syahrul dan keluarganya menyaksikan sendiri bangunan-bangunan seperti bergoyang. Orang-orang tergeletak di jalanan dengan teriakan histeris. Syahrul membawa keluarganya ke tempat yang lebih terbuka agar tak tertimpa reruntuhan.

Hampir dua jam gempa terjadi dengan kekuatan yang perlahan menurun. Setelah itu, kembali disusul gempa-gempa kecil yang mencapai ratusan kali dan berlangsung hingga keesokan paginya. Akses komunikasi yang putus dan listrik padam membuat mereka kian terisolasi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement