REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, progres pemulihan intalasi listrik di Kota Palu, Sulawesi Tengah mencapai 65 persen. Listrik dihasilkan dari operasional gardu induk dan genset tambahan yang disiapkan PLN.
"Minggu depan minimal pemulihan listrik sudah 90 persen. Listrik kita terus upayakan karena dia sumber perekonomian," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (5/10) sore.
Hingga hari ketujuh pasca bencana, Sutopo mengatakan kegiatan ekonomi masyarakat setempat berangsur pulih. Denyut kegiatan ekonomi ditandai dengan beroperasinya Pasar Inpres dan Pasar Sentral di Kota Palu. Kegiatan jual beli di dua pasar tersebut dalam pengawalan oleh TNI dan Polri.
Seperti diketahui, pasca gempa bumi magnitudo 7,4 dan tsunami terjadi pada Jumat (28/9) pekan lalu, listrik mati total. Sambungan kabel jaringan rusak akibat terkena reruntuhan bangunan dan dihantam ombak tsunami.
Sementara itu, BBM seketika menjadi langka karena Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) ikut terdampak. Khusus BBM, Sutopo menjelaskan penyaluran sudah pulih sekitar 70 persen. Konsumsi BBM per hari telah mencapai 350 kilo liter (KL) per hari dari rata-rata konsumsi 450 KL per hari. Sebanyak 12 dari 17 SPBU di Kota Palu sudah beroperasi normal. Namun, pembelian dibatasi maksimal 100 ribu untuk roda empat dan lima liter untuk pembelian dengan jerigen.
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra Samal mengatakan, pemulihan listrik bisa berangsung cepat berkat sinergi antara PLN, Pertamina, TNI, Polri, dan Telkom. Hingga Kamis (4/10) PLN berhasil mengoperasikan kembali enam dari tujuh garu induk yang ada di Palu. Selain itu, sebanyak 28 penyulang dan 46 mobile genset milik PLN mulai dioperasikan.
Namun, kata dia, PLN masih belum bisa mengalirkan listrik secara keseluruhan ke rumah pelanggan. Sebab, kerusakan yang ditimbulkan cukup para sehingga diperlukan perbaikan secara teliti agar tidak berisiko konsleting.