Jumat 05 Oct 2018 18:12 WIB

Yogyakarta Terus Berbenah Tata Kota

135 hektare kawasan kumuh akan ditata.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ani Nursalikah
Pekerjaan revitalisasi pedestrian Malioboro.
Foto: Neni Ridarineni.
Pekerjaan revitalisasi pedestrian Malioboro.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta terus melakukan penataan guna membangun kota yang nyaman bagi penduduknya. Pemerintah juga berupaya menampilkan daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Yogyakarta.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PU PKP) Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono mengungkapkan, masih ada beberapa penataan yang harus dilakukan. Mulai dari menata jalur pedestrian yang saat ini dinilai masih belum ramah bagi pejalan kaki, penataan kawasan kumuh hingga memperbaiki saluran air.

"Penataan rumah tidak layak huni terus bergerak, penambahan bagaimana rumah yang tidak layak huni menjadi layak huni. kawasan kumuh kita kemarin itu ada sekitar 264,9 hektare (di 2017). Di 2017 itu kan harusnya 15 persen (sudah dikerjakan), ternyata bisa tercapai 30 persen, berarti itu dari 40 hektare bisa mencapai 80 hektare," kata Agus saat ditemui di ruangannya, Jumat (5/10).

Ia menuturkan, pada 2018 ini ditargetkan sekitar 135 hektare kawasan kumuh yang perlu ditata. "Saya kira tercapai, kan ada roadmap-nya. Pada 2019 ada 90 hektare (target pengerjaan), dengan pengurangan dari 40 hektare tadi menjadi 80 hektare itu berarti yang di 2019 nanti tinggal 50 hektare yang harus ditata. Berarti di 2019 bisa nol hektare tercapai," katanya.

photo
Kemacetan di Kota Yogyakarta.

Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta, Aki Lukman mengungkapkan saat ini masih ada 21 titik genangan dari total 55 titik yang harus ditangani. Diharapkan, pada 2019 nanti lima titik genangan bisa dikerjkan.

"Pada 2018 sudah kita kerjakan dua titik. Ada lima titik pengerjaan yang kita masukkan dalam anggaran 2019 dan kita upayakan untuk dikerjakan pada 2019., Sementara, 16 titik akan kita kerjakan setelah lima titik ini dikerjakan," katanya.

photo
Gubernur DIY Sri Slultan HB X memperlihatkan rancang bangun Titik Nol Kilometer Yogyakarta pada saat meninjau acara Reresik Wage di jalan Malioboro Yogyakarta.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, jalur pedestrian di Kota Yogyakarta memang masih banyak yang perlu ditata. "Konsep kita memang menata wilayah kota menjadi lebih ramah dan lebih asri. Yogyakarta problemnya memang wilayahnya yang sempit dan kita memang penataan pedestrian itu merangkap pada seluruh panataan yang kita lakukan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement