Jumat 05 Oct 2018 15:41 WIB

Lumpur di Petobo Mengeras, Pencarian Jasad Kian Sulit

Area pencarian yang luas tak sebanding dengan ketersediaan personel tim.

Petobo, Palu, Sulawesi Tengah pascagempa.
Foto: Republika TV/Fakhtar Khairon Lubis
Petobo, Palu, Sulawesi Tengah pascagempa.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Tim SAR mengalami banyak kendala dalam upaya evakuasi dan pencarian korban gempa disertai lumpur di Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu. Dari mulai kondisi fisik medan hingga minimnya air.

"Banyak kendala mulai dari kondisi fisik medan dan luas area pencarian, sampai pada hal-teknis," ucap Chandra Rescuer Basarnas RI, di Petobo, Jumat (5/10).

Chandra menuturkan, mengerasnya lumpur mempersulit pencarian korban dengan cara manual. Kemudian, area pencarian seluas dua kilo meter persegi yang tidak berbanding lurus dengan ketersediaan personel tim.

Selanjutnya, minimnya sarana transportasi dan mobilitas taktis yang dapat digunakan untuk mengangkut korban dari lokasi pencarian ke posko pengumpulan korban.

"Kendala teknis alat transportasi taktis, karena harus membawa korban sejauh 300 meter ke posko pengumpulan jenazah," ujar Chandra.

Membawa jenazah atau korban dengan cara manual dari lokasi pencarian menuju posko penampungan korban sangat jauh dan menguras tenaga dan energi Tim SAR. Di sisi lain, Tim SAR berhadapan dengan minimnya ketersediaan air minum untuk dikonsumsi di Kelurahan Petobo.

Pantauan di lapangan, belum terlihat bantuan air minum dari Pemerintah Kota Palu kepada Tim SAR dalam upaya pencarian korban. Logistik berupa makanan untuk Tim SAR, sementara aman. Namun butuh penambahan air minum," sebut Chandra.

Baca Juga: Bau tak Sedap dan Pencarian Berbahaya di Petobo

Berkaitan dengan itu, Humas Basarnas RI Yusuf mengemukakan, kendala teknis lainnya dalam pencarian korban yakni banyaknya puing-puing bangunan yang terseret lumpur. "Medan pencarian harus di waspadai, terkontaminasi dengan jenazah. Material-material bangunan yang harus di waspadai karena belum dibongkar oleh alat berat," kata Yusuf.

Evakuasi dan pencarian korban memasuki hari ke tujuh. Tim SAR terdiri dari Basarnas 15 anggota, 38 anggota dari Potensi SAR dan relawan, TNI 42 anggota, dan ACT  12 anggota, dibantua enam alat berat berupa excavator. Menurut data victims Tim SAR total korban 108 yang telah ditemukan terhitung sejak Sabtu 29 September sampai dengan 5 Oktober 2018, pukul 11.10 Wita.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement