REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Ribuan warga Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, kehilangan tempat tinggal pascagempa bumi disertai lumpur. "Banyak rumah warga yang rusak berat, tidak layak lagi untuk dihuni," ucap Lurah Petobo Masrun di Palu, Jumat (5/10).
Masrun yang dihubungi Kamis (4/9) malam, mengemukakan sekitar 5.000 rumah warga hancur dan terendam lumpur saat gempa 7,4 Skala Richter mengguncang daerah tersebut. Sampai saat ini, upaya yang dilakukan untuk penanganan bencana masih sebatas pendataan warga serta distribusi logistik.
Terkait dengan rencana relokasi permukiman warga, sebut dia, belum ada tindak lanjut. "Saat ini kami fokus pada distribusi logistik untuk warga Petobo di lokasi-lokasi pengungsian," kata Masrun.
Wilayah Petobo, Kecamatan Palu Selatan yang terkena lumpur sekaligus luas area evakuasi dan pencarian korban kurang lebih dua kilometer persegi.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo mengatakan bahwa pemerintah akan merelokasi permukiman warga 20 kilometer ke arah timur dari lokasi bencana. Jika rencana tersebut direalisasikan, permukiman akan berada di pegunungan yang berbatasan langsung antara Kota Palu dan Kabupaten Parigi Moutong.
"Kami tidak ada masalah, karena asal orang tua kami atau Bulili itu awalnya di gunung tersebut," ujar Sarman, salah satu warga Asli Petobo yang selamat.
Petobo sebelum menjadi kelurahan dan salah satu daerah administratif Pemkot Palu, bernama Bulili. Di sebelah timur Kota Palu atau tepatnya di timur Petobo, terdapat Gunung Bulili yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Parigi Moutong.