REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Aliran listrik di Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, memasuki hari kelima pascagempa bumi dan tsunami sudah hampir seluruhnya normal setelah diperbaiki oleh petugas PT PLN.
"Ya sudah sekitar 80an persen listrik di Palu sudah menyala," kata Manager PLN Area Palu Abbas Saleh di Palu, Kamis (4/10).
Ia mengatakan untuk proses pemulihan listrik, PLN Palu mendapat bantuan tenaga dari PLN Wilayah IV Sulawesi Utara,Gorontalo dan juga dari Makassar (Sulsel). Pemulihan jaringan listrik bukan hanya dilakukan di Kota Palu saja, tetapi juga di daerah terdampat seperti Kabupaten Donggala dan Sigi.
Di Kabupaten Sigi, kata dia, banyak tiang dan jaringan listrik yang roboh dan putus akibat gempa bumi dan Tsunami yang menghajar Palu, dan Donggala. PLN berupaya dengan segala peralatan dan tenaga yang ada untuk secepatnya menormalkan kembali aliran listrik di seluruh kabupaten dan kota di Sulteng yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami.
Dia mengaku gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018 menyebabkan infrastruktur, termasuk jaringan listrik dan telekomunikasi mengalami kerusakan sangat parah. Listrik langsung padam karena tiang, gardu dan jaringan listrik baik di dalam Kota Palu dan juga di dua kabupaten yaitu Sigi dan Donggala diterjang gempa dan gelombang tsunami.
Hingga kini, kata dia belum dapat dirinci jumlah kerugiatan PLN atas akibat gempa bumi dan tsunami di Kota Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong. Saat ini, katanya prioritas utama adalah bagaimana menormalkan kembali aliran listrik di semua daerah terdampak di Sulteng.
Soal kerugian, itu akan didata oleh tim khusus yang akan diterjunkan PLN. "Yang pasti kerugian akibat gempa dan tsunami cukup besar," kata Abbas tanpa merincinya.
Baca: Aktivitas Ekonomi di Palu Mulai Hidup