Kamis 04 Oct 2018 17:04 WIB

BNPB: 1.407 Sudah Dimakamkan Secara Massal

Sebanyak 1.407 jenazah sudah dimakamkan secara massal.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Ratna Puspita
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memberikan keterangan pers terkait update tanggap bencana Sulawesi Tengah, di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (4/10).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memberikan keterangan pers terkait update tanggap bencana Sulawesi Tengah, di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis sebanyak 1.424 orang menjadi korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga Kamis (4/10). Sebanyak 1.407 jenazah sudah dimakamkan secara massal, yang sebagian besar dilakukan di TPU Paboya, Kota Palu.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, korban berasal dari Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, Kabupaten Mamuju Utara (Sulawesi Barat). Ia mengatakan korban meninggal di Kabupaten Donggala mencapai 144 orang, Kota Palu 1.203 orang, Kabupaten Sigi 64 orang, dan Kabupaten Parigi Mountong 12 orang.

"Pasangkayu, yang berada di luar wilayah Sulteng, yaitu Sulawesi Barat satu orang," kata dia saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (4/10).

Selain itu, ia menyebutkan, jumlah korban luka berat 2.549 orang sudah berada di rumah sakit. Menurut dia, sebagian korban dirawat di luar Kota Palu. Namun, pelayanan rumah sakit dan tenaga medis di lokasi terdampak terus ditingkatkan.

Sutopo melanjutkan, hingga saat ini tercatat korban hilang mencapai 113 orang. Sedangkan, korban tertimbun mencapai 152 orang. "Ini di luar wilayah Petobo, Balaroa, Desa Sidera, Biromaru, Jono Oge, yang tenggelam akibat likuifaksi," kata dia.

Sutopo melanjutkan, jumlah pengungsi mencapai 70.821 jiwa yang tersebar di 141 titik. Sementara rumah rusak mencapai 66.238 unit, yaitu 65.733 unit di Sulteng dan 505 unit di Sulbar. 

Menurut dia, data rumah rusah belum bisa diklasifikasikan kondisinya. "Pendataan masih akan terus dilakukan, baik dengan citra satelit maupun survei lapangan. Data ini masih akan terus bergerak, dinamis, sesuai dengan penemuan petugas yang berjumlah lebih dari 67 ribu jiwa di lokasi," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement