Kamis 04 Oct 2018 16:53 WIB

Kisah Pilu Warga Parigi yang Mencari Istri dan Dua Anaknya

Sudah enam hari ia berpindah dari satu tempat ke tempat lain mencari keluarganya.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Warga Parigi, Sulawesi Tengah, Ilham Barens (46) terus mencari istri dan dua anaknya yang hilang kontak pasca gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Saat gempa bumi istri dan dua anaknya sedang berkunjung di kos putrinya di Tondo, Mantikulore, Palu Utara saat kejadian.
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Warga Parigi, Sulawesi Tengah, Ilham Barens (46) terus mencari istri dan dua anaknya yang hilang kontak pasca gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Saat gempa bumi istri dan dua anaknya sedang berkunjung di kos putrinya di Tondo, Mantikulore, Palu Utara saat kejadian.

REPUBLIKA.CO.ID, Warga Parigi, Sulawesi Tengah, Ilham Barens (46) tidak menyerah untuk masuk ke posko pengungsian maupun rumah sakit di Kota Palu dan sekitarnya. Ia terus mencari istrinya, Yusna S Dumo (37), dan dua anaknya Nadila Nurul (18) dan Nanda Islami (16).

Saat peristiwa gempa yang disusul gelombang tsunami terjadi, istri dan anaknya tengah berkunjung ke tempat kos putrinya yang pertama di Tondo, Mantikulore, Palu Utara, pada Jumat (28/9) lalu. "Saya masih belum menyerah, meskipun saya sudah menyerahkan kepada Allah, tapi saya yakin mereka masih hidup," ujar Ilham saat tengah mencari anaknya di Rumah Sakit Undata, Kota Palu.

Ia nampak melihat nama korban yang terdata di papan informasi rumah sakit tersebut. Namun lagi-lagi ia tidak menemui anaknya. "Saya sudah ke beberapa tempat, saya cari istri dan dua anak saya tidak ada namanya. Jadi saya yakin mereka pasti masih ada," ujar Ilham lagi dengan mata berkaca-kaca.

Keyakinan Ilham juga bukan tanpa alasan. Sebab menurut tetangga kos putrinya, para penghuni kos langsung berlarian mengungsi setelah gempa terjadi. Meskipun tak lama gelombang tsunami menyapu kawasan yang berada di pesisir Teluk Palu tersebut. "Insya Allah, mereka tidak apa-apa," ujar Ilham.

Kabar nasib yang pasti diterimanya adalah adik iparnya, yang juga berada di daerah tersebut. Adik iparnya itu ditemukan sudah meninggal dunia. "Adik ipar saya sudah meninggal, ditemukan jenazahnya lengkap dengan identitas, saya juga berharap kalau pun sudah, saya mau mereka ketemu dulu," ujarnya.

Selama enam hari itu pun,  warga RT 16 RW 8 kelurahan Bantaya Kecamatan Parigi, Kabupaten Parimo itu tak henti-hentinya mencari istri dan dua putrinya itu. Ia berpindah dari satu tempat ke tempat lain menggunakan sepeda motornya. "Saya keliling terus tanya anak istri saya apakah ada di pengungsian atau di rumah sakit. Kalau lapar saya berhenti ke posko dapat makanan, kalau misal malam saya berhenti, tidur dimana saja di jalan," ujarnya. Ia berharap kepada masyarakat jika mengenali dua nama tersebut agar menghubunginya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement