Kamis 04 Oct 2018 16:22 WIB

12 Rumah Sakit di Sulsel Siap Terima Korban Bencana Sulteng

Rumah sakit ini dijadikan rujukan para korban bencana gempa bumi dan tsunami.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Andi Nur Aminah
Tim medis membawa anak korban gempa dan tsunami Palu-Donggala setiba di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (2/10).
Foto: Antara/Sahrul Manda Tikupadang
Tim medis membawa anak korban gempa dan tsunami Palu-Donggala setiba di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menyiapkan 12 rumah sakit baik negeri maupun swasta. Rumah sakit ini dijadikan rujukan para korban bencana gempa bumi dan tsunami di Sigi, Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengatakan, saat ini ada sekitar 200 korban yang menerima perawatan di wilayahnya. "Setiap hari datang terus," katanya saat menyambangi RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar, Kamis (4/10).

Baca Juga

photo
Tim medis menurunkan korban gempa dan tsunami Palu-Donggala setiba di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (2/10).

Saat ini baik Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, BUMN maupun swasta semuanya bahu membahu menolong para korban. Hari ini, sebanyak 1.600 pengungsi tiba di Pelabuhan Makassar dengan menaiki Kapal KRI Makassar 590 dari Pelabuhan Pantoloan, Palu.

Berkaca dari penanganan evakuasi melalui udara, petugas sudah melakukan pendataan sejak dalam kendaraan. Dengan begitu, korban segera diarahkan menuju ambulans ke rumah sakit tujuan. "Sudah siap semua," kata dia.

Sementara untuk korban sehat diutamakan mendapat makanan. "Jadi mereka tiba, langsung makan dulu, yang tidak ada keluarga dibawa ke Asrama Haji, ada juga yang minta diantarkan ke airport. Jadi hari ini kita punya format pelayanannya sudah sangat bagus," tegas Nurdin.

Pada hari yang sama, Menteri Pertanian Amran Sulaiman melepas 500 truk bantuan senilai Rp 25 miliar. Barang yang terkumpul terdiri atas perlengkapan tinggal dan bahan makanan seperti minyak goreng, daging ayam, telur, beras, tenda dan selimut. "Satu butir telur sangat berarti bagi saudara kita di Palu dan Donggala," ujarnya.

Laporan sementara dari lokasi bencana, para pengungsi masih mengeluh kekurangan bahan kebutuhan pokok seperti makanan dan air. Pengiriman bantuan bahan pangan diharapkan akan memenuhi kebutuhan pengungsi, yang kini menempati lokasi pengungsian darurat.

photo
Seorang ibu korban gempa dan tsunami Palu-Donggala mengambil barang kebutuhannya dari donasi masyarakat saat tiba di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (3/10).

Selain bantuan bahan pangan bagi pengungsi, Kementan juga tengah menyusun langkah rehabiltasi terhadap lahan pertanian yang terkena dampak bencana. Tim khusus diturunkan untuk menghitung luas lahan pertanian di Sulawesi Tengah yang rusak akibat gempa dan tunami.

Amran melanjutkan, Sulteng merupakan salah satu sentra produksi jagung. Berdasarkan data Kementan, ekspor jagung dari Sulteng sudah dimulai dari Pelabuhan Ampana, Kabupaten Tojo Una-una. Tak hanya itu, ekspor jagung dari Gorontalo juga sebagiannya berasal dari Sulteng, terutama dari Kabupaten Buol.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng Trie Iriany Lamakampali sempat menyebutkan, luas tanam dan produksi jagung di Sulteng meningkat terus sejak 2015-2018. Menurutnya, 2018 Sulteng mampu memproduksi jagung sekitar 380.650 ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement