Kamis 04 Oct 2018 16:13 WIB

Fahri: Kasus Ratna Untungkan Prabowo

Prabowo langsung meminta maaf kepada masyarakat setelah Ratna mengakui kebohongan.

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) bersama Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Djoko Santoso (kiri), dan Dewan Penasehat BPN Amien Rais (kanan) memberikan keterangan pers mengenai penganiayaan anggota BPN Ratna Sarumpaet, di Jalan Kertanegara, Jakarta, Selasa (2/10).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) bersama Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Djoko Santoso (kiri), dan Dewan Penasehat BPN Amien Rais (kanan) memberikan keterangan pers mengenai penganiayaan anggota BPN Ratna Sarumpaet, di Jalan Kertanegara, Jakarta, Selasa (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai polemik terkait kasus Ratna Sarumpaet justru menguntungkan bagi calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto. Menurut dia, hal itu karena langkah Prabowo langsung meminta maaf kepada masyarakat setelah Ratna mengakui kebohongan yang telah dilakukannya.

"Ini kalau saya mengganggap peristiwa ini menguntungkan Prabowo, lalu beliau dengan kebesaran jiwanya menanggapi ini secara baik," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (4/10).

Fahri menilai Prabowo telah menunjukkan kebesaran jiwanya meskipun marah setelah dibohongi Ratna. Tidak hanya itu, Prabowo telah menunjukkan tanggung jawabnya kepada publik telah ikut menebarkan kebohongan Ratna.

Dia mengatakan apa yang dilakukan Prabowo sangat positif. Ia juga menilai Prabowo profesional karena meminta maaf setelah Ratna mengakui telah berbohong.

"Masyarakat akan melihat bahwa Prabowo profesional dan itu positif, sehingga orang jangan salah. Makanya kalau dipolitisir, ini panggung bagi Prabowo," ujarnya.

Selain itu, Fahri menilai persoalan Ratna yang berbohong kepada Prabowo, Fadli Zon, Amien Rais dan beberapa tokoh lainnya, sudah selesai. Namun, menurut dia, proses hukum atas polemik kebohongan yang dilakukan Ratna tetap bisa berlanjut karena ada penyebaran berita bohong.

"Soal publiknya ya ini adalah penyebaran berita hoaks itu adalah satu tindak pidana itu bisa dipidana. Silakan penegak hukum nanti yang mengukur seberapa jauh," katanya.

Sebelumnya, Ratna Sarumpaet dalam konferensi pers pada Rabu (3/9) mengakui luka lebam yang dialami bukan disebabkan dianiaya orang tidak dikenal. Ia mengatakan luka lebam tersebut bekas operasi bedah plastik di sebuah klinik kecantikan di Jakarta.

Pernyataan Ratna itu merupakan klarifikasi atas beredarnya informasi yang menyatakan Ratna mengalami tindak kekerasan di Bandung, Jawa Barat, pada 21 September lalu. Ia telah menyampaikan kepada berbagai pihak termasuk Prabowo Subianto.

Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena telah menyebarkan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya. "Saya atas nama pribadi dan sebagai pimpinan tim kami, saya meminta maaf kepada publik karena telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya," kata Prabowo.

Prabowo mengatakan dirinya meminta maaf namun tidak merasa berbuat salah karena pernyataannya terkait Ratna merupakan langkah yang terburu-buru. Dia mengatakan dirinya telah meminta Ratna Sarumpaet mengundurkan diri sebagai anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga dan itu sudah dilakukan Ratna.

Prabowo menegaskan tidak bisa menolerir adanya berita bohong dan menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement