Jumat 05 Oct 2018 03:11 WIB

Gunung Guntur Telah Sepuluh Kali Kebakaran

Sulitnya medan membuat petugas kesulitan melakukan pencegahan maupun penanganan.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Gita Amanda
Gunung Guntur
Gunung Guntur

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kekeringan hingga saat ini masih terjadi di berbagai daerah di Jawab Barat. Hal ini pun menyebabkan kawasan hutan Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat sudah 10 kali lebih terjadi kebakaran dalam beberapa hari terakhir ini.

Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Asep Syaripudin, mengatakan selama ini kebakaran yang terjadi berada di kawasan Blok Legok Jambu, Tapal Kuda, Blok Jawa, Bukit Pasir Bajing dan Blok Pasir Luhur. “Saat ini penyebab kebakaran masih terus diselidiki oleh BPBD dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA),” kata Asep, Kamis (4/10).

Asep mengatakan, sulitnya medan membuat semua petugas BPBD, TNI, Polri dan BKSDA kesulitan untuk melakukan pencegahan maupun penanganan. Terlebih, sumber air di kawasan hutan Gunung Guntur telah mengalami penyusutan. Sehingga, petugas pun harus membawa persediaan air mendekati lokasi kebakaran.

“Hingga saat ini kami belum memiliki truk tangki air. Sehingga kami harus bekerja sama dengan instansi lain yang memiliki truk tangki,” ujarnya.

Ia pun berharap, masyarakat juga dapat melakukan tindakan aktif dalam mencegah potensi terjadinya kebakaran. Oleh karena itu, BPBD pun terus melakukan sosialisasi agar masyarakar tidak melakukan pembakaran sampah di lokasi-lokasi yang rawan.

Berdasar data BPBD Garut, sejauh ini, kebakaran telah terjadi di atas lahan seluas 40 hektare. Mayoritas, lahan yang terbakar adalah lahan yang ditumbuhi alang-alang serta pohon pinus. Ia menilai, kebakaran meluas karena hingga saat ini kawasan tersebut belum diguyur hujan sedangkan hembusan angin cukup kencang sehingga membuat api lebih mudah menjalar.

“Hal ini pun juga berdampak pada krisis air bersih. Para petani pun belum melakukan penanaman karena mengandalkan irigasi dari guyuran hujan,” ucap dia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement