Kamis 04 Oct 2018 11:58 WIB

KPU Imbau Peserta Pemilu tidak Sebarkan Informasi Hoaks

Informasi hoaks berpotensi menimbulkan konflik sosial.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
Melawan Hoax. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Melawan Hoax. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan, mengimbau peserta pemilu untuk tidak menyebarkan informasi hoaks. Informasi hoaks berpotensi menimbulkan konflik sosial.

"Kami minta komitmen semua pihak ya, baik itu peserta pemilu dan masyarakat sebagai pemilih untuk tidak menyebarkan berita hoaks. Khususnya berita yang terkait Pemilu 2019," ujar Wahyu ketika dijumpai di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/10) siang.

Wahyu lantas mengingatkan bahaya penyebaran informasi hoaks. "Berita hoaks itu berpotensi menjadikan sesama anak bangsa saling curiga, kemudian menimbulkan konflik sosial. Sebagai bangsa kita akan rugi semua," tegas Wahyu.

(Baca: Delapan Orang Dibekuk Polisi Terkait Hoaks Bencana Alam)

Dia melanjutkan, pada 23 September lalu, semua peserta pemilu sudah membuat komitmen bersama dengan penyelenggara pemilu dalam deklarasi pemilu damai. Ada tiga poin yang menjadi isi dari komitmen itu, yakni anti politisasi SARA, antihoaks dan anti politik uang.

"Gagasan ini sudah kami tuangkan dalam deklarasi kampanye damai. Maka kami minta semua pihak untuk hormati deklarasi kampanye damai yang udah ditandatangi bersama-sama oleh peserta pemilu," tambah Wahyu.

Sebelumnya, Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Rahmat Bagja, mengatakan semua peserta pemilu harus mewaspadai informasi hoaks selama masa kampanye. Bawaslu meminta semua informasi diklasirifikasi untuk menghindari tersebarnya hoaks.

"Setiap berita harus dicek dulu kebenarannya," ujar Bagja ketika dikonfirmasi Republika, Rabu (3/10) malam.

Dengan demikian, seluruh peserta pemilu dan masyarakat terhindar dari kegaduhan akibat informasi yang yang belum jelas benar atau salah. Dengan demikian, pelaksanaan kampanye pemilu hingga menjelang pemungutan suara nanti tidak diwarnai kegaduhan yang sifatnya tidak substansial dengan pemilu itu sendiri.

Pernyataan Bagja ini sekaligus merupakan tanggapan atas insiden kebohongan yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet yang juga merupakan salah satu mantan anggota tim pemenangan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ratna yang sempat mengaku mengalami penganiayaan, akhirnya mengungkapkan bahwa dirinya berbohong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement