Rabu 03 Oct 2018 05:11 WIB

Jateng Siapkan Pembangunan Pasar Induk Beras

Pembangunan pasar induk diharapkan memangkas rantai penjualan beras.

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi pasar induk.
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Ilustrasi pasar induk.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyetujui rencana pembangunan Pasar Induk Beras (PIB) Jawa Tengah, di Semarang. Pasar induk ini dibangun untuk memangkas rantai dristibusi beras yang selama ini jamak mempengaruhi pasokan serta harga jual beras di pasaran.

Ganjar menjelaskan, PIB ini akan diisi oleh orang yang berjualan beras dari seluruh Jawa Tengah, bisa petani langsung secara perorangan, kelompok tani atau koperasi. "Jadi ini momentum, kalau petani punya kekuatan, punya koperasi, poktan yang bisa agresif begitu, maka harganya bisa lebih kuat,” katanya, di Semarang, Selasa (2/10).

Pasar induk ini, jelasnya, selain untuk memperpendek rentang kendali diharapkan juga akan mampu menjadi instrumen kestabilan harga, hingga inflasi bahan pangan nantinya gampang dicek. Menurut gubernur, selama ini kendali harga beras mulai dari tingkat petani bisa berlangsung sampai delapan perantara, sebelum akhirnya sampai kepada konsumen.

Kalau saja kedelapan tahapan itu semua ambil keuntungan sedikit-sedikit, maka ujungnya harga beras akan mahal sekali. "Sehingga keberadaan PIB ini bisa mebawa keuntungan lebih kepada petani," tambahnya.

Ke depan, keberadaan PIB juga bisa digunakan untuk memantau pasokan beras, baik mengenai kualitas, jenis, harga dan sebagainya. Kontrol ini penting agar bibit-bibit masalah, seperti fluktuasi harga dan kelangkaan beras dapat segera diketahui sejak dini 

PIB yang akan dibangun tahun depan itu telah mendapat calon lokasi di Gudang Beras Bulog, Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang yang memiliki enam unit gudang dengan luas tanah sekitar tiga hektare. Selain itu, lokasi ini memiliki parkir luas, lokasinya juga dekat dengan gudang Beras Bulog Randugarut, akses jalan Pantura yang lebar, dekat dengan Pelabuhan Kendal, Bandara Ahmad Yani serta jalan tol. 

Rencananya, PIB didesain tak hanya berupa deretan kios-kios bagi pedagang beras tapi juga dilengkapi berbagai sarana-prasarana penunjang. Penunjang itu seperti gudang, jembatan timbang, balai lelang serta mesin packing. 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, M Arif Sambodo, menyampaikan terkait rencana PIB ini sudah dirapatkan di Kementerian Perdagangan. Nantinya pembangunan PIB ini akan menggunakan anggaran dari pusat. "Untuk penyediaan lahan dan pengelolaan pasarnya dilakukan bersama pemprov dengan Bulog," katanya.

Divisi Pengembangan Bisnis dan Industri Hulu Bulog, Djoni Nur Ashari mengatakan, selain Jawa Tengah, Bulog juga memiliki rencana pembangunan PIB di daerah lain seperti Jawa Timur, Jawa Barat, NTB, Lampung dan Sumatera Selatan. Saat ini, pilot project sedang dikerjakan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sejauh ini pembangunan fisik PIB tersebut telah mencapai 50 persen.

Pemilihan Jawa Tengah sebagai salah satu daerah yang dibangun PIB, lanjut Djoni, karena daerah ini merupakan daerah dengan produksi komoditas padi yang besar. Selain itu, kualitas hasil giling di Provinsi Jawa Tengah juga terkenal sangat bagus. Jawa Tengah saat ini juga menjadi pemasok gabah/beras ke sebagian wilayah di Indonesia.

Baca juga, Atasi Polemik Beras, Core Usulkan Empat Hal Ini

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement