REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menekankan pentingnya pengembangan seni dan kreativitas pada anak untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Sehingga nantinya anak mampu mengkolaborasikan seni dan teknologi.
"Anak harus diasah kemampuan seninya, agar tidak hanya pintar dari teknik (ilmu atau teori). Jika dia menciptakan suatu teknologi bisa diselipkan unsur seni," kata Direktur Pembinaan SD, Khamim, dalam acara pelepasan 8 orang pemenang Family Art Competitions Faber Castel 2017 ke Thailand, di Gedung E Kemendikbud Jakarta, Selasa (2/10).
Khamim menilai, selama ini pembelajaran seni dan budaya di sekolah juga belum optimal. Di jenjang SD misalkan, mata pelajaran seni diajarkan selama 32 jam per minggu untuk kelas 1, selama 34 jam per minggu untuk siswa kelas 2 dan 36 jam untuk kelas 3 keatas.
"Pembelajaran seni selama 32 jam per minggu untuk siswa kelas 1 SD sebenarnya cukup. Hanya materinya saja yang perlu ditingkatkan. Karena ada masih ada sekolah yang minim guru keseniannya," tegas Khamim.
Karena itu dia menyambut baik upaya pihak swasta seperti Faber-Castell yang turut berkontribusi mengembangkan talenta seni anak. Karena anak memang membutuhkan wadah lomba-lomba untuk meningkatkan bakat seninya.
"Kemampuan seni maki terasah lewat lomba-lomba. Kami berharap, upaya yang dilakukan Faber-Castell ini bisa dicontoh perusahaan swasta lainnya," kata Khamim.
Manager Produk PT Faber-Castell International Richard Penelewen, menjelaskan, Family Art Competitions merupakan agenda tahunan yang dilakukan sejak 2012 lalu. Kompetisi itu diharapkan menjadi pendorong bagi siswa untuk menyalurkan bakat seninya. Selain juga membangun kebersamaan antar keluarga.
"Karena kompetisi ini tak hanya dilakukan siswa, tetapi juga bersama orangtuanya dengan menggunakan produk connectorpen keluaran Faber-Castell," ujar Richard.
Perhelatan Family Art Competition, lanjut Richard, merupakan bagian dari program yang digulirkan Faber-Castell lewat sosial media dengan tagar Art4All. Karena berbagai penelitian menunjukkan seni dan kreativitas bisa dilakukan semua usia.
"Kegiatan bersama ini menjadi penting, ditengah maraknya digitalisasi media saat ini. Hal itu dapat meningkatkan kualitas hubungan anak dalam keluarga," tutur Richard.