Selasa 02 Oct 2018 17:59 WIB

Indonesia Tolak Bantuan Kapal Rumah Sakit dari AS

Pengalaman bencana tsunami Aceh, hanya 5 pasien berkenan dirawat di kapal rumah sakit

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Presiden HM Jusuf Kalla saat diwawancarai wartawan, Selasa (2/10) di Kantor Wakil Presiden.
Foto: Biro pers wapres
Wakil Presiden HM Jusuf Kalla saat diwawancarai wartawan, Selasa (2/10) di Kantor Wakil Presiden.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump turut mengirimkan ucapan belasungkawa kepada Indonesia terkait bencaa gempa dan tsunami yang melanda wilayah Sulawesi Tengah. Dalam konferensi pers yang digelar di Rose Garden, Trump mengatakan, dia telah mengirim bantuan pasukan militer dan bantuan lainnya guna membantu masa tanggap darurat pasca bencana.

Menanggapi hal itu, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah tidak menerima bantuan apapun dari AS. Pemerintah AS menawarkan bantuan untuk mengirimkan bantuan kapal rumah sakit. Namun pemerintah Indonesia menolaknya. Alasannya, karena berdasarkan pengalaman bencana tsunami Aceh, hanya lima pasien yang berkenan untuk dirawat di kapal rumah sakit.

"Mereka minta mau kirim kapal rumah sakit, cukup pengalaman kita di Aceh dulu, yang mau naik kapal rumah sakit itu hanya lima pasien," ujar Jusuf Kalla ketika ditemui di kantornya, Selasa (2/10).

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia membuka kesempatan bagi negara asing yang ingin mengirimkan bantuan untuk penanggulangan gempa dan tsunami di wilayah Sulawesi Tengah. Jusuf Kalla mengatakan, bantuan asing rencananya akan difokuskan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Sehingga bantuan asing tersebut dapat digunakan untuk program jangka panjang, seperti ketika bencana tsunami Aceh beberapa tahun silam. "Sama dengan waktu di Aceh, jadi katakanlah misalnya satu negara bikin 500 rumah, jadi mereka ada jangka panjang, jadi bersifat program," ujar Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menjelaskan, bantuan asing bisa saja digunakan selama masa tanggap darurat. Namun penggunaan bantuan asing tersebut harus sesuai dengan kebutuhan.

Adapun, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menunjuk Jusuf Kalla sebagai komandan pelaksana tugas untuk penanggulangan gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Terkait dengan tugas tersebut, Jusuf Kalla mengatakan, dia bertanggung jawab untuk cepat menyelesaikan dampak akibat bencana tersebut termasuk rehabilitasi dan rekonstruksi.

Jusuf Kalla telah menugaskan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa dan tsunami yang melanda wilayah Sulawesi Tengah. "Jadi tanggap darurat, lalu rehabilitasi dan rekonstruksi kita tugaskan ke PU (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), dan macam-macam," kata Jusuf Kalla. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement