REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Ari Dono Sukmanto mengatakan, proses menyalurkan bantuan gempa dan tsunami Palu sempat terkendala transportasi dan bahan bakar minyak (BBM). "Jadi persoalan hari kesatu sampai ketiga itu persoalan transportasi yang terputus, sehingga bantuan dari luar tidak bisa masuk," kata Ari Dono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (2/10).
Mengatasi hal tersebut, Ari Dono mengatakan, TNI dan Polri mencoba memanfaatkan alat berat di daerah. Itu pun, kata dia, ada masalah lain, yaitu ketersediaan bahan bakar. "Ada masalah juga, bahan bakar tidak ada waktu itu, sehingga dimaksimalkan bahan bakar yang ada. Alat berat masyarakat itu dimanfaatkan tapi sekarang mulai masuk semua (bantuan)," ujar Ari Dono.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto mengakui, keterbatasan BBM itu menghambat patroli Polri dalam mengevakuasi dan mencari korban. Padahal, dalam waktu dekat, Polri akan mengirim lebih dari 2.000 personel disertai bantuan truk dan sepeda motor. Karena itu, stok BBM pun menjadi perhatian.
Namun, Setyo menuturkan, pada Selasa (2/10) pagi, ia sudah mendapatkan laporan adanya truk BBM yang memasuki Palu. Truk tangki tersebut dikawal oleh aparat dan diharapkan dapat segera masuk depo untuk didistribusikan. "Semoga segera masuk depo, nanti bisa disitribusikan ke SPBU-SPBU dan dijual sehingga masyarakat bisa beraktivitas kembali termasuk Polri," ujar Setyo.