REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta Pemerintah Daerah (Pemda) mengecek Early Warning System (EWS) tsunami yang ada di daerah masing-masing. Ia ingin kejadian hilangnya EWS tsunami di Sulawesi Tenggara tak terjadi di daerah lain, termasuk di Jabar.
“Untuk memastikan berfungsi atau tidak, apakah masih laik digunakan atau sudah rusak. Itu perlu dicek kembali,” ujar Uu di Bandung, Selasa (2/10).
Menurut Uu, alat-alat tersebut rata-rata tersebar di wilayah Selatan seperti Pantai Cipatujah, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi. “Selain itu, saya minta jalur mitigasi bencana seperti plang atau papan jalur evakuasi itu juga dicek, khawatir papan atau plang itu rusak atau tertutup pepohonan,” katanya.
Uu juga berharap semua pemda kabupaten kota agar meningkatkan kewaspadaan. Bukan hanya daerah-daerah pinggir pantai, melainkan juga daerah yang rawan longsor dan banjir. Selain itu, Uu juga meminta BPBD di tiap daerah untuk memperhatikan fasilitasnya dan anggarannya. Bahkan, jika memungkinkan BPBD bisa bekerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat termasuk dengan ormas dan pondok pesantren.
"Seperti di Tasikmalaya saya buat santri siaga bencana,” katanya.
(Baca: Sejumlah EWS Tsunami di Pantai Selatan Jateng Rusak)
Tak hanya di Sulteng, sejumlah peralatan Early Warning System (EWS) tsunami yang terpasang di pantai selatan Jawa Tengah ternyata mengalami kerusakan. Beberapa diantaranya EWS di wilayah pantai Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Kebumen.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Tri Komara Sidhi, menyebutkan di wilayah pantai Cilacap saat ini ada sebanyak 35 unit EWS yang mendeteksi kejadian tsunami. Namun dari jumlah tersebut, yang saat ini masih bisa berfungsi dengan baik tinggal 26 unit.
''Yang lainnya mengalami kerusakan akibat korosi air laut,'' jelasnya, Senin (1/10).
Sementara di Kabupaten Kebumen, Kepala BPBD setempat Eko Widianto menyatakan ada 7 unit EWS deteksi dini tsunami yang mengalami kerusakan.
''Di wilayah kami, ada 10 unit EWS yang terpasang di berbagai lokasi pantai sejak dari pantai Ayah hingga pantai Mirit. Namun dari 10 unit tersebut, yang berfungsi baik saat ini hanya tiga unit,'' jelasnya.