REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, TNI kembali menambah kiriman pasukan ke Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, sebanyak tiga batalyon. Pada pagi ini telah diberangkatkan 500 personel.
"Rencananya tiga batalyon, sudah ada 500 yang kita kirim tadi pagi. Pasukan kedua (dikirim) dalam rangka memberikan keamanan," jelas Hadi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (2/10).
Personel-personel TNI itu ditugaskan untuk menjaga objek vital seperti SPBU, ATM, toko-toko, bandara, dan pelabuhan. Karena penjagaan oleh aparat akan dilakukan, ia mengimbau masyarakat yang memiliki toko, SPBU, ATM, atau bank untuk tetap beroperasi agar perekonomian di sana tetap berjalan.
Pengamanan atau pengawalan juga akan dilakukan di pintu masuk menuju lokasi bencana, di antaranya di Parigi di sebelah Utara dan Mamuju di sebelah Selatan. Pengamanan ini dilakukan untuk memberikan rasa aman bagi mereka yang membawa bantuan dari luar yang hendal memasuki jalur-jalur tersebut.
"Sehingga sampai kepada masyarakat yang memerlukan. Hari ini saya akan berangkat dengan Pak Menko Polhukam untuk memastikan ekonomi berjalan lancar dengan dikawal TNI-Polri. Sehingga masyarakat akan merasa nyaman," tutur Hadi.
Dari Polri sendiri, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian berencana mengirimkan sekitar 1.500 hingga 2.000 personel tambahan. Saat ini, aparat keamanan dari kepolisian yang sudah masuk ke wilayah Palu dan sekitarnya kurang lebih 400 personel dari Brimob.
Tito merasa penambahan personel masih perlu dilakukan untuk melakukan pengamanan di wilayah Palu. Ia melihat, daerah Palu relatif tertutup. Terlebih melihat kondisi saat ini, di mana beberapa jalur menuju ke Palu tertutup karena longsor.
"Ini ada beberapa jalur yang longsor kan. Sedangkan udara hanya bisa dimanfaatkan yang 2.000 meter saja (landasan udaranya)," jelas Tito